Perkampungan orang-orang Dong terletak di perbukitan di perbatasan Hunan- Guichou- Guangxi, Cina.
Suku Dong sejumplah
sekitar 20- 30 keluarga hidup diperkampungan di dekat sungai. Ada juga
perkampungan besar dengan 700 keluarga.
Suku Dong bertanam
padi, gandum, jagung dan ketela untuk dimakan, dan bertanam kapas, tembakau, kedelai dan
lobak untuk dijual. Mereka juga menjual kayu dan hasil hutan lainnya.
Rumah-tumah mereka,
terbuat dari kayu, biasanya bertingkat dua atau tiga. Biasanya, orang tinggal
di lantai atas, lantai bawah dipakai untuk ternak dan kayu bakar. Di jaman
dulu, rumah-rumah orang kaya besar dengan balok-balok berukir dan tiang-tiang
berwarna.
Jalan di dalam
kampung dilapis dengan batu-batuan, dan
ada kolam-kolam ikan. Suku Dong kebanyakan adalah petani. Mereka ahli dalam
bertanam padi dan berternak ikan di
sawah. Untuk peternakan hewan mereka
memelihara ayam dan babi.
Mereka tinggal di hutan
besar, hutan memiliki makna spiritual yang penting bagi suku Dong namun juga
memberi nafkah. Suku Dong menanam pohon-pohon besar yang dipotong dan dijual ke
pasar. Minyak Tong dan fernis dan minyak pohon camelia juga ditanam untuk minyak goreng dan fernis.
Mereka juga terkenal
dengan keahlian pertukangan kayu yang dapat dilihat di jembatan kayu beratap.
Jembatan ini dinamai “Jembatan Angin dan
Hujan” karena ada pendopo di jembatan itu untuk berteduh saat angin dan hujan. Di waktu hujan, pendopo di jembatan bisa
dipakai buat rapat, rileks, sosialisasi, bertukar pikiran dan bahkan bercanda.
Kayu, gapura batu,
lantai batu dan bambu semua dipakai untuk membangun jembatan-jembatan ini. Atap terbuat dari lempengan berukir bunga, di
sisinya ada lima pendopo berbentuk pagoda, dengan atap berlapis-lapis
didekorasi dengan ukiran bunga yang
indah.
Jembatan itu adalah
tempat orang lewat yang teduh dan
bangku-bangku untuk orang duduk dan menikmati pemandangan.
Kelebihan jembatan ini
adalah jembatan itu tidak pakai paku ketika dibangun. Melainkan, mengunakan sistem sambungan alur
untuk menyambung komponen-komponen strukturnya yang mengalihkan beban ke
fundasinya.
Hal lain yang spesifik
dari perkampungan Dong adalah bangunan Menara Drum. Rapat dan perayaan di
lakukan di muka menara ini, dan orang Dong berkumpul untuk menari dan merayakan
festival. Menara drum yang bertingkat-tingkat adalah simbol perkampungan Ding,
biasanya dibangun di tanah datar atau ketinggian di tengah kampung. Lapangan
dibangun di depan Menara Drum, yang dipakai untuk pertemuan, festival dan acara
lainnya.
Nyanyian dan
tari-tarian sangat penting dalam kehidupan masyarakat Dong. Semua orang Dong
pandai menyanyikan lagu-lagu tradisional. “Lagu-lagu Agung” ala suku Dong
sangat populer di antara semua lagu-lagu rakyat, terutama di sebelah Selatan
perkampungan Dong. Suara lelaki sangat kuat dan kaya ditimpa oleh suara melodis
wanita. Setiap kelompok bernyanyi terdiri dari tiga sampai selusin anggota.
Lagu-lagu Dong menjadi terkenal di seluruh Cina sebagai lagu rakyat dengan banyak suara.
Terkadang lagu-lagu itu diiringi pipa (alat musik petik 4 senar dari Cina), banyak lagu-lagu dinyanyikan tanpa iringan alat musik. Suku Dong tidak memiliki bahasa tertulis, sehingga mereka memakai lagu-lagu rakyat untuk menceritakan kehidupan sehari-hari, menyampaikan isi hati, dan mencatat sejarah. Semua kebudayaan Dong terpelihara dalam lagu-lagu rakyat yang indah ini.
Di tahun 2009, Unesco Word Heritage Commision (Badan Warisan Dunia Unesco) secara resmi mengakui Lagu-lagu Agung dari suku minoritas Dong sebagai World Intangible Cultural Heritage (Warisan Dunia Kebudayaan Tak Berwujud).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar