Cari Blog Ini

Sabtu, 02 Juni 2018

Paris, di Menara Eiffel



Mendarat di Charles de Gaulle Airport in Paris di suatu siang yang sejuk, aku memperhatikan betapa besarnya, sibuk dan modernnya airport ini. Terminal 1 dibangun dengan gaya avant-garde, yang mencakup sebuah bangunan bulat sepuluh tingkat yang dikelilingi 7 bangunan satelit, setiap bangunan dengan 4 gerbang. Arsitek utamanya adalah Paul Andreu, ia terkenal dengan karyanya diberbagai airports, termasuk Dubai International Airport dan Shanghai Pudong International Airport.


Setelah pemeriksaan passport dan pengambilan bagasi, saya lalu menuju ke stasiun shuttle train. Harga tiketnya sekitar 10 Euro, untuk perjalanan 35 menit menuju Gare du Nord, dekat dengan hotel saya.


Keesokan harinya, setelah sarapan yang terdiri dari roti, keju, telur benedict dan orange juice,  tujuan pertama adalah mengunjungi Champs-Élysées avenue. Jalan ini panjangnya  1.9 kilometer dan lebarnya 70 meter, yang menghubungkan Place de la Concorde dan Place Charles de Gaulle, dimana Arce de Triomphe berdiri. Nama jalan ini adalah bahasa Perancis untuk Elysian Fields, surga bagi pahlawan-pahlawan yang mati dalam mitologi Yunani. Champs-Élysées terkenal dengan teater-teaternya, café, toko-toko mewah, dan parade tahunan Basille Day, dan sebagai finish bagi balap sepeda Tour de France.


Monumen yang terletak di bagian awal jalan itu, The Arc de Triomphe, dibangun untuk menghormati orang-orang yang beperang dan mati demi Perancis di waktu Revolusi Perancis dan perang-perang Napoleon, dengan nama dari setiap kemenangan Perancis dan nama semua jenderal tercetak di bagian dalam dan luar monumen ini. The Arc de Triomphe adalah gerbang kemenangan yang terbesar di dunia. Bangunan ini didirikan atas titah Napoleon di tahun 1806 untuk merayakan kemenangannya di Auterlitz, yang didisain oleh Jean Chalgrin di tahun 1806. Di bawah kubahnya terlentang makam Pahlawan Tak Dikenal dari Perang Dunia I.


Dari Champs-Élysées, dengan menggunakan bus turis Hop-onHop-Off, saya menuju ke Menara Eiffel yang ikonik.  Kalau dalam bahasa Inggeris ia diucapkan berbunyi seperti “Aifel”, namun sebenarnya dalam bahasa Perancis ucapannya berbunyi seperti “I-fel”.  Menara Eiffel ini terbentuk dari kerangka kisi baja yang dinamakan sesuai nama insinyur Gustave Eiffel, yang perusahaannya mendisain dan membangun menara ini.


Dibangun sebagai jalan masuk ke World’s Fair di tahun 1889, pada awal mulanya dikritik oleh seniman-seniman terkemuka Perancis dan para intelektual karena keganjilan disainnya, namun kini menjadi ikon kebudayaan global Perancis dan salah satu bangunan yang gampang dikenali di seluruh dunia. 


Menara Eiffel membawa pesona bagi Paris di waktu malam. Lampu-lampu gemerlap di Menara Eiffel terdiri dari 20,000 bola lampu, 5,000 di setiap sisinya. Paris disebut sebagai “Kota Cahaya” karena gedung-gedung utamanya dan jembatan-jembatan yang gemerlap disinari ribuan bola lampu tiap malamnya. Paris juga adalah salah satu kota pertama di Eropa yang memakai lampu jalanan dengan gas.


Namun, sebenarnya nama “Kota Cahaya” itu datang dari warisan kebudayaannya. Paris dulu disebut “Kota Cahaya” karena Paris adalah tempat lahir Masa Pencerahan dan  dikenal sebagai pusat pendidikan dan pemikiran di seluruh Eropa. Kota ini mengilhami banyak penyair dan filsuf, insinyur dan ilmuwan.



TAMAT



1 komentar: