Cari Blog Ini

Minggu, 28 Oktober 2018

Beijing, di Ming Tombs


Setelah tour ke Badaling Great Wall, kita berjalan dengan bus sekitar 45 menit di siang hari menuju ke Ming Tombs. Terletak di Changping distrik daerah luar kota Beijing, tempat itu adalah tempat pemakaman 13 kaisar dan 23 ratu dari Dinasti Ming, dan juga banyak pangeran-pangeran, gundik-gundik dan pelayan-pelayannya.


Daerah itu, di lereng selatan gunung Tianshou, dikelilingi gunung-gunung di lembah yang murni, sunyi dipenuhi tanah gelap, air yang tenang dipilih berdasarkan prinisp-prinsip feng shui oleh kaisar ketiga Ming, Kaisar Yongle. Menurut prinsip fengshui, angin roh-roh jahat dan busuk yang turun dari Utara harus dibelokkan; maka dipilihlah lembah yang berbentuk busur di kaki gunung-gunung itu. Kaisar Yongle memilih lokasi penguburannya dan mendirikan makamnya di sini, yang dinamakan Changling Tomb.

Ke duabelas kaisar selanjutnya membangun pemakaman mereka di sekitar Changling sepanjang 230 tahun, meliputi daerah seluas lebih dari 120 km2. Tempat ini adalah pemakaman yang paling terpelihara dengan jumlah pemakaman kaisar-kaisar yang terbanyak.

Terkenal akan ekspansi perdagangan ke dunia luar yang membangun hubungan kultural dengan dunia Barat, dinasti Ming juga terkenal dengan drama, kesusasteraan dan porselen yang terkenal di seluruh dunia.

Dinasti Ming menyaksikan berkembangnya dunia percetakan di Tiongkok, dengan melimbahnya buku-buku yang diterbitkan buat rakyat umum. Buku-buku acuan menjadi populer, dan juga traktat-traktat religius, bacaan sekolah dasar, literatur Kongfucu dan petunjuk ujian pegawai negeri. Pada masa dinsati Ming inilah novel-novel panjang mulai menjadi populer. Banyak buku-buku berasal dari adaptasi dari kisah-kisah kuno yang diturunkan melalui tradisi lisan berabad-abad.

Salah satu ekspor yang paing disukai dari dinasti Ming adalah produk porselennya. Dinasti Ming menyaksikan perioda luar biasa akan inovasi pembuatan porselen. Dibuat dengan menggunakan gerinda untuk batu porselen, dicampur dengan tanah liat porselen dan memanggangnya sehingga tembus cahaya, teknik ini dikembangkan di masa dinasti Tang, tapi di sempurnakan di masa dinasti Ming. Walaupun berbagai warna ditampilkan pada sebuah jambangan, warna Ming yang klasik adalah putih dengan biru.


TAMAT
Sumber: Wikipedia








Sabtu, 13 Oktober 2018

Beijing, di the Great Wall


Ada begitu  banyak hal-hal yang dibilang dan ditulis tentang  the Great Wall of China, yang mencerminkan keagungan tembok besar ini. Kemasyurannya ditumbuhkan oleh begitu banyaknya puisi, sastra rakyat, drama, filem dan cerita-cerita yang ditulis oleh para pemimpin, sastrawan, seniman dan penyair.

Bahkan penulis terkenal Franz Kafka menulis sebuah cerita pendek di tahun 1917 tentang the Great Wall. Dalam gayanya yang khas, dia mempertanyakan mengapa sang kaisar menitahkan pembangunan tembok besar itu, dan tembok itu dibangun untuk menangkal musuh yang mana, dan mengapa sang kaisar menitahkan untuk membangun tembok itu terpotong-potong, bukannya kesatuan yang menerus ?

Dalam tulisannya itu dia bilang bahwa tembok itu dibangun untuk melindungi rakyat dari serangan musuh dari utara, meskipun tidak ada gelagat ancaman dari musuh dari utara.  Orang-orang utara digambarkan sebagai jin-jin, dengan mulut menganga lebar, gigi-giginya yang tajam tertanam di geraham, mata-mata yang tegang, yang seakan menyipit agar orang ketakutan, yang rahangnya akan menghancurkan dan merobek-robek. Kalau anak-anak sedang nakal, orang tuanya akan mempertunjukkan gambar-gambar jin ini di muka mereka, dan anak-anak itu akan menangis berbanjir air mata dan lari menuju orang tuanya. Selain itu orang Tiongkok tidak tau apa-apa tentang orang-orang dari dataran utara. Mereka tidak pernah melihat, dan kalau mereka tinggal di kampung, mereka tak akan pernah melihat orang-orang utara.

Jadi, Kafka menyarankan bahwa pembangunan Great Wall yang menakjubkan itu didasarkan atas  kabar angin semata yang disiarkan untuk menciptakan musuh palsu.  Ditulis di tahun 1917, pastilah Kafka tahu bahwa orang-orang dari utara, orang Monggol, orang Mancuria, benarlah menyerang Tiongkok beberapa kali. Namun serangan-serangan itu terjadi ratusan tahun kemudian dan  lagipula Kafka bukanlah menulis tentang sejarah, dia menulis tentang bagaimana rakyat menuruti titah sang kaisar walaupun tidak masuk akal.  Dia menulis bahwa rakyat itu tidak mengerti musuh dari utara itu apa dan mereka tidak mengerti mengapa sang kaisar menitahkan untuk membangun tembok itu terpotong-potong, yang meninggalkan regangan-regangan di tembok itu yang bisa dipakai musuh untuk masuk ke negeri mereka. Mereka tidak mengerti, mereka menuruti saja titah sang kaisar, atau begitulah yang mereka percayai. Kafka menulis bahwa mereka sebenarnya tidak tahu siapakah kaisar yang sedang bertahta, mereka hanya tahu kaisar-kaisar yang sudah lama mati!
Kafka menulis tentang situasi absurditas mengenai pembangunan the Great Wall itu.

Sebenarnya, kemudian di tahun 221SM Kaisar Qin Shi Huang menitahkan untuk menyambung potongan-potongan tembok yang dibangun oleh berbagai negeri-negeri bagian.  Setelah menyatukan Tiongkok tengah dan menegakkan dinasti Qin, sang kaisar ingin mengkonsolidasikan kekuasaannya dan memerintah negeri itu selamanya.  Dia mengirim seorang ahli nujum bernama Lu Sheng untuk mencari  jalan agar ia bisa hidup untuk selamanya. Setelah kembali dengan tangan kosong beberapa kali, Lu akhirnya kembali dengan membawa kabar angin bahwa sang kaisar akan digulingkan oleh orang nomaden dari utara.  Mendengar itu, sang kaisar takut setengah mati dan langsung menitahkan untuk menyambung potongan-potongan tembok itu dan memperpanjang dengan  tembok baru untuk melindungi garis batas di utara.  Amat mencengangkan untuk mengetahui bahwa keputusan proyek besar ini ternyata dibuat  atas dasar suatu kabar angin!

Kaisar Qin Shi Huang, kaisar Tiongkok yang pertama, sering dianggap sebagai inisiator pembangunan the Great Wall. Beberapa tembok-tembok telah dibangun dari abad ke 7 SM, yang kemudian disambung dan di perbesar, yang kesemuanya sekarang dinamai the Great Wall.  Termasuk dalam hasil karya Kaisar Qin Shi Huang ini adalah jaringan jalan nasional yang baru dan besar, dan juga kuburan kaisar ini yang sebesar sebuah kota yang dijaga oleh ribuan patung tentara Terracotta seukuran manusia sebenarnya.  Dia memerintah sampai kematiannya di tahun 210SM ketika sedang bekunjung ke Tiongkok Timur.

Menurut sejarah, ratusan tahun kemudian ada beberapa serangan dahsyat oleh orang Monggol dan Mancuria. Di tahun 1554, orang Monggol memanjat tembok itu dengan tali. Orang Tiongkok mengusir mereka dengan panah-panah, meriam-meriam kuno, pentungan dan bahkan batu-batu.  Walaupun tembok ini berguna untuk menangkal serangan-serangan, beberapa kali dalam sejarah tembok ini gagal menangkal musuh. Di tahun 1576 ada serangan dahsyat lagi dari orang Monggol.  Kali ini mereka masuk melewati regangan di tembok di daerah yang sangat terlantar dan terpencil sehingga saat itu dianggap tidak perlu dibangun tembok di sana. Dalam serangan ini pasukan Monggol membunuh sekitar 20,000 penduduk Tiongkok. Di tahun 1644 orang-orang Mancuria dari dinasti Qing menerobos masuk dari gerbang Shannai Pass dan menumbangkan dinasti yang paling bergairah membangun tembok besar itu, dinasti Ming, dan lalu dinasti Qing menjadi penguasa Tiongkok.

The Great Wall yang nampak pada masa kini didirikan sejak pemerintahan dinasti Ming, mereka membangun kembali banyak bagian tembok dengan batu dan bata, dan sering memperpanjang jalurnya melalui daerah-daerah yang sulit. Beberapa bagian masih dalam keadaan yang relatif baik atau telah direnovasi, namun sebagian lainnya sudah rusak atau dirusakkan karena faktor-faktor ideologis, dihancurkan untuk diambil bahan bangunannya, atau hilang ditelan waktu. Tembok ini menjadi pesona orang asing sejak lama, tembok ini sekarang dihargai sebagai simbol nasional dan tujuan populer bagi para turis.

Badaling Great Wall dekat Zhangjiakou adalah bentang  yang paling terkenal dari tembok ini, karena bagian ini adalah bagian yang pertama kali di buka untuk publik di Tiongkok, dan juga bagian yang dipamerkan kepada tamu-tamu kehormatan asing.

TAMAT
Sumber: The Great Wall by Franz Kafka, Wikipedia





Rabu, 03 Oktober 2018

Beijing, di Forbidden City


Dari luar, Forbidden City tidaklah tampak mengaggumkan, ia kelihatan seperti benteng atau penjara karena tembok tinggi merah yang mengelilinginya. Sebenarnya, di masa lalu memang tembok itu berfungsi untuk melindungi kaisar dari dunia luar, atau dalam halnya Pu Yi, Kaisar Terakhir, tembok itu mengasingkan atau memenjarakan dia di Forbidden City (baca juga blog sebelumnya tentang Pu Yi).

Masuk ke dalam, alamak seperti di dunia yang sangat berbeda, bangsal-bangsal besar, lapangan-lapangan besar, gapura-gapura besar,  ruangan yang luas, terlalu luas bagi istana atau penjara seorang kaisar. Ada berbagai bangsal-bangsal yang dihubungkan dengan bangsal lain oleh tangga- tangga, gapura-gapura, jembatan-jembatan dan lapangan-lapangan. Kota ini adalah contoh yang mengagumkan akan perencanaan yang dilakukan dalam skala besar namun seimbang, harmonis, anggun dan cantik.

Orang-orang Tiongkok percaya akan pentingnya keterpaduan antara jagad raya, kemanusian dan alam. Forbidden City diciptakan berdasarkan prinsip-prinsip tersebut mengenai kebijakan, harmoni, keseimbangan dan stabilitas. Semua prinsip ini mewakili esensi dan intisari pemikiran Konghucu.

Rancangan dan tata ruang Forbidden City mengikuti prinsip keteraturan kosmis yang idea dalam ideologi Konghucu mempetimbangkan bangunan ini sebagai tempat untuk upacara, ritus agama dan ruang hidup. Tata ruangnya mempertimbangkan segala aktifitas di dalam kota ini dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan status sosial dan hubungan kekeluargaan dari para tamu dan penghuninya.

Adegan kolosal yang tak terlupakan dari filem “The Last Emperor” dari Bernardo Bertolucci, upacara penobatan Kaisar Pu Yi yang berumur 3 tahun, diselenggarakan di Hall of Supreme Harmony. Setelah segel kerajaan di cetak di surat penobatannya, mengenakan jubah kecil kuning kerajaan dengan gambar naga, Pu Yi keluar dari bangsal itu dan melihat kepada masyarakat ramai di lapangan di bawahnya.  Ribuan pegawai pemerintah dan nelayan kerajaan berbaris sesuai pangkatnya di lapangan ini dan  sekitarnya. Mengikuti ritme nyanyian dan perintah, mereka semua menyembah kowtow kepda kaisar baru dengan bersujud berulang kali.

The Hall of Supreme Harmony, tempat dimana penobatan Puyi dan upacara-upcara besar lainnya diselenggarakan, adalah bangunan yang tertinggi dan terbesar di Forbidden City. Di belakangnya ada Hall of Central Harmony, yang lebih kecil yang pernah menjadi tempat sebagai ruang tunggu bagi kaisar yang disiapkan untuk menyelenggarakan upcara atau untuk penobatannya yang akan diselenggarakan di Hall of Supreme Harmony. Di belakang bangsal ini terletak Hall of Preserving Harmony, yang biasanya juga digunakan untuk acara-acara resmi, dan tempat para murid menyelesaikan berbagai pelajaran dan ujian di masa dinasti Qing.

Jalan terus ke muka dari Hall of Preserving Harmony dan melalui Gate of Heavenly Purity, maka anda akan masuk ke lapangan dalam. Lapangan dalam ini dulunya tempat tinggal keluarga kerajaan dan tidak terbuka bagi pejabat maupun penduduk biasa saat itu.

Ketiga istana yang paling penting terletak di lapangan dalam, namanya Palace of Heavenly Purity, The Hall of Union dan The Palace of Earthly Tranquility.

The Palace of Heavenly Purity dibangun sebagai tempat tinggal utama bagi kaisar, di mana kaisar tidur dan bekerja. Sejak pemerintahan kaisar Yongzheng, istana ini bukan lagi tempat tinggal kaisar. Hall of Mental Culvitation di dekatnya mengambil alih fungsi ini. Namun, tempat ini masih dipakai oleh kaisar untuk menyelenggarakn urusan pemerintahan yang rutin dan merayakan festival-festival besar dan upacara keagamaan.

Hall of Union, melambangkan perpaduan antara surga dan bumi yang membawa perdamaian. Istana ini adalah tempat tinggal Permaisuri, dan ia menyelenggarakan upacara-upacara di sni buat festival-festival besar dan perayaan untuk menerima penghormatan.  Sejak pemerintahan kaisar Qianlong, ruangan ini dipakai untuk menyimpan 25 segel kerajaan, setiap segel dibuat untuk kebutuhan tertentu. Segel-segel ini disimpan dalam kotak-kotak yang ditutupi dengan sutra damask sebagaimana dulu kala.

The Palace of Earthly Tranquility, dengan tembok-tembok bercat merah, lampion-lampion indah dan banyak huruh Tiongkok ‘Xi’ (sukacita), kamar tidur pengantin memperlihatkan kesenangan di seluruh tempat. Baik tirai tempat tidur maupun selimutnya disulami dengan gambar dari seratus anak-anak yang lincah dengan berbagai ekspresi, menyampaikan harapan agar kedua mempelai bisa mendapatkan banyak anak-anak. Kaisar dan permaisurinya biasanya tiggal di sini selama beberapa malam setelah pernikahan mereka.

TAMAT