Cari Blog Ini

Jumat, 13 Agustus 2021

Narita, di Pelabuhan Udara

 

Saya harus mengakui bahwa saya menyukai Pelabuhan Udara, untuk menikmati suasananya, mengamati aristekturnya, melihat orang-orang dan para awak pesawat berjalan bagai di panggung, dekorasinya, toilet yang luas dan bersih, dan tak lupa toko-toko suvenir menarik yang tak bisa didapatkan di kota. 

Jadi saya suka keluar dari hotel agak awal, untuk memberi cukup waktu seandainya ada kemacetan, atau salah naik bus atau kereta, atau salah masuk terminal, dan selain itu saya suka datang awal ke pelabuhan udara. Datang awal memberi kita cukup waktu untuk check-in, mempertimbangkan kadang-kadang antrian sangat Panjang, lalu pergi ke bagian tax refund yang jauh letaknya, lalu menuju ke security yang Panjang, dan pemeriksaan pasport. Tergantung negaranya, security check bisa lamban dan menyebalkan, begitu juga pemeriksaan pasport. Jadi berilah cukup waktu. 

Perjalanan dari kota Tokyo ke Narita adalah sekitar 60 km, kalau kita mengambil kereta api express non-stop, akan memakan waktu sekitar satu jam, perjalanan dari pintu ke pintu antara 90 sampai 120 menit. Banyak stasiun kerete api di Tokyo yang besar-besar, memiliki tata ruang yang membingungkan, petunjuk jalan tidak jelas dan sebagian besar tidak bisa berbahasa Inggeris, jadi sulit sekali menemukan kereta api anda kalau anda tak mengenali stasiun itu. Jadi, pelajarilah lebih dulu tata ruang stasiun itu dari websitenya, dan lebih baik lagi mendatangi tempat itu untuk mempelajarinya sebelum perjalanan anda. 

Seperti halnya penulis perjalanan lainnya, saya sering harus terbang sendirian, saya biasanya datang ke bandara lebih dari dua jam sebelum jadwal penerbangannya. Dengan demikian saya punya banyak waktu untuk jalan-jalan di koridor bandara, menengok disain menakjubkan toko-toko bermerek, mendengar pengumuman bandara dengan suara renyah, melihat berbagai pesawat udara mendarat dan lepas landas. Di Narita tempat pengamatan Terminal 1 dan 2, kita bisa melihat dengan jelas pesawat udara mendarat dan lepas landas, dan dari jendela koridor kita bisa melihat pesawat udara yang parkir dan yang berjalan. 

Bandara adalah juga tempat yang menyenangkan untuk menonton orang-orang, saya pikir semua orang gemar melakukannya, untuk melihat kegirangan di wajah sebagian besar penumpang, penumpang kalem yang tampaknya sering bepergian, penumpang dengan wajah gelisah karena tergesa-gesa, penumpang bulan madu, tapi ada juga wajah-wajah muram.  Di Narita kebanyakan penumpangnya dari kelas menengah atas yang trendi, yang manula berpakaian yang diseterika necis lengkap dengan topi, yang muda lebih hip-hop dan ceria. Saya mengamati sepasang kekasih, yang wanita seperti di awal umur 30an mengenakan busana yang sangat mirip busana butik, sepatu, tas dan rambut yang dicat, sedangkan lelakinya di awal umur 20an mengenakan baju kotak-kotak merah hitam yang dilonggarkan dan celana baggy. Mereka tampak sedang sangat jatuh cinta. 

Kalau anda belum sempat makan sebelum perjalanan ke Narita, bandara ini memiliki banyak restoran dari kelas sedang ke kelas bagus, bermacam makanan Jepang, tempura, yakiniku, tonkatsu, sushi, ramen, dan soba, tapi juga makanan Barat, Tiongkok dan vegetarian. Tak seperti bandara lain, makanan di sini juga tidak terlalu lebih mahal dari di kota Tokyo. Kalau anda tergesa-gesa cobalah mi ramen, anda akan merasa cukup kenyang dan punya lebih banyak waktu untuk keloyongan. Di salah satu toko ramen saya melihat seorang gadis dengan tas punggung Teddy Bear, makan ramennya dengan pikiran melayang, tampaknya ia meninggalkan seseorang di Tokyo. 

Kalau anda masih punya waktu, cobalah panganan spesial Jepang, panganan kering, keripik, the, selai, dan sebagainya. Ada berbagai macam keripik beras dengan berbagai rasa, seperti bawang, miso dan rumput laut. Ada juga coklat wafer dengan rasa the hijau, wasabi, buah plum, sake, melon, anggur, peach. Tapi lekaslah pilih panganan anda, pesawat sudah menunggu! 

TAMAT