Setelah kami selesai menelusuri Inner
Court dari Forbidden City, kami sampai di taman di belakang di pojok Barat
Lautsebelum pintu gerbang keluar. Taman
ini dinamai Jianfu Palace Garden (Taman Istana Kemapanan Kebahagiaan), yang
memiliki luas 4,074 m2. Berhubung lokasinya, taman ini juga disebut Taman
Barat.
Taman ini pada mulanya dibangun selagi
pemerintahan dinasti Qing di tahun 1740, dalam pemerintahan Kaisar Qianlong.
Taman Jianfu Palace ini adalah salah satu tempat favorit bagi Kaisar Qianlong.
Sebagai seorang penyair yang produktif dan pengumpul benda seni, ia menulis
banyak puisi mengenainya dan menyimpan banyak kesenian berharga dari koleksinya
di sini.
Salah satu sifat kaisar Qianlong yang
paling mengagumkan adalah begitu meluasnya minat dan keahliannya. Ia adalah
ilmuwan klasik, ahli strategi militer yang tajam dan ahli ilmu beladiri,
penyair yang menciptakan sekitar 44,000 puisi, dan pemburu yang terampil.
Ia juga adalah satu-satunya Kaisar
Tiongkok yang bisa berbicara dalam 4 bahasa, seorang administrator yang sigap,
memiliki spritualitas yang dalam dan pelindung berbagai ragam agama di
Tiongkok, dan inovator yang giat di bidang seni dan ilmu.
Kaisa-kaisar selanjutnya memakai taman
ini untuk menyelenggarakan upcara tahun baru Tiongkok, dimana di saat itu mereka
membuat karya kaligrafi untuk menyambut tahun yang baru.
Setelah tour ke Badaling Great
Wall, kita berjalan dengan bus sekitar 45 menit di siang hari menuju ke Ming
Tombs. Terletak di Changping distrik daerah luar kota Beijing, tempat itu
adalah tempat pemakaman 13 kaisar dan 23 ratu dari Dinasti Ming, dan juga
banyak pangeran-pangeran, gundik-gundik dan pelayan-pelayannya.
Daerah itu, di lereng selatan
gunung Tianshou, dikelilingi gunung-gunung di lembah yang murni, sunyi dipenuhi
tanah gelap, air yang tenang dipilih berdasarkan prinisp-prinsip feng shui oleh
kaisar ketiga Ming, Kaisar Yongle. Menurut prinsip fengshui, angin roh-roh jahat
dan busuk yang turun dari Utara harus dibelokkan; maka dipilihlah lembah yang
berbentuk busur di kaki gunung-gunung itu. Kaisar Yongle memilih lokasi
penguburannya dan mendirikan makamnya di sini, yang dinamakan Changling Tomb.
Ke duabelas kaisar selanjutnya
membangun pemakaman mereka di sekitar Changling sepanjang 230 tahun, meliputi
daerah seluas lebih dari 120 km2. Tempat ini adalah pemakaman yang paling
terpelihara dengan jumlah pemakaman kaisar-kaisar yang terbanyak.
Terkenal akan ekspansi
perdagangan ke dunia luar yang membangun hubungan kultural dengan dunia Barat,
dinasti Ming juga terkenal dengan drama, kesusasteraan dan porselen yang terkenal
di seluruh dunia.
Dinasti Ming menyaksikan
berkembangnya dunia percetakan di Tiongkok, dengan melimbahnya buku-buku yang
diterbitkan buat rakyat umum. Buku-buku acuan menjadi populer, dan juga
traktat-traktat religius, bacaan sekolah dasar, literatur Kongfucu dan petunjuk
ujian pegawai negeri. Pada masa dinsati Ming inilah novel-novel panjang mulai
menjadi populer. Banyak buku-buku berasal dari adaptasi dari kisah-kisah kuno
yang diturunkan melalui tradisi lisan berabad-abad.
Salah satu ekspor yang paing
disukai dari dinasti Ming adalah produk porselennya. Dinasti Ming menyaksikan
perioda luar biasa akan inovasi pembuatan porselen. Dibuat dengan menggunakan
gerinda untuk batu porselen, dicampur dengan tanah liat porselen dan
memanggangnya sehingga tembus cahaya, teknik ini dikembangkan di masa dinasti
Tang, tapi di sempurnakan di masa dinasti Ming. Walaupun berbagai warna
ditampilkan pada sebuah jambangan, warna Ming yang klasik adalah putih dengan
biru.
Ada
begitu banyak hal-hal yang dibilang dan
ditulis tentang the Great Wall of China,
yang mencerminkan keagungan tembok besar ini. Kemasyurannya ditumbuhkan oleh
begitu banyaknya puisi, sastra rakyat, drama, filem dan cerita-cerita yang
ditulis oleh para pemimpin, sastrawan, seniman dan penyair.
Bahkan
penulis terkenal Franz Kafka menulis sebuah cerita pendek di tahun 1917 tentang
the Great Wall. Dalam gayanya yang khas, dia mempertanyakan mengapa sang kaisar
menitahkan pembangunan tembok besar itu, dan tembok itu dibangun untuk
menangkal musuh yang mana, dan mengapa sang kaisar menitahkan untuk membangun
tembok itu terpotong-potong, bukannya kesatuan yang menerus ?
Dalam
tulisannya itu dia bilang bahwa tembok itu dibangun untuk melindungi rakyat
dari serangan musuh dari utara, meskipun tidak ada gelagat ancaman dari musuh
dari utara. Orang-orang utara
digambarkan sebagai jin-jin, dengan mulut menganga lebar, gigi-giginya yang
tajam tertanam di geraham, mata-mata yang tegang, yang seakan menyipit agar
orang ketakutan, yang rahangnya akan menghancurkan dan merobek-robek. Kalau
anak-anak sedang nakal, orang tuanya akan mempertunjukkan gambar-gambar jin ini
di muka mereka, dan anak-anak itu akan menangis berbanjir air mata dan lari
menuju orang tuanya. Selain itu orang Tiongkok tidak tau apa-apa tentang
orang-orang dari dataran utara. Mereka tidak pernah melihat, dan kalau mereka
tinggal di kampung, mereka tak akan pernah melihat orang-orang utara.
Jadi, Kafka
menyarankan bahwa pembangunan Great Wall yang menakjubkan itu didasarkan atas kabar angin semata yang disiarkan untuk
menciptakan musuh palsu. Ditulis di
tahun 1917, pastilah Kafka tahu bahwa orang-orang dari utara, orang Monggol,
orang Mancuria, benarlah menyerang Tiongkok beberapa kali. Namun
serangan-serangan itu terjadi ratusan tahun kemudian dan lagipula Kafka bukanlah menulis tentang
sejarah, dia menulis tentang bagaimana rakyat menuruti titah sang kaisar
walaupun tidak masuk akal. Dia menulis
bahwa rakyat itu tidak mengerti musuh dari utara itu apa dan mereka tidak
mengerti mengapa sang kaisar menitahkan untuk membangun tembok itu
terpotong-potong, yang meninggalkan regangan-regangan di tembok itu yang bisa
dipakai musuh untuk masuk ke negeri mereka. Mereka tidak mengerti, mereka
menuruti saja titah sang kaisar, atau begitulah yang mereka percayai. Kafka
menulis bahwa mereka sebenarnya tidak tahu siapakah kaisar yang sedang
bertahta, mereka hanya tahu kaisar-kaisar yang sudah lama mati!
Kafka
menulis tentang situasi absurditas mengenai pembangunan the Great Wall itu.
Sebenarnya,
kemudian di tahun 221SM Kaisar Qin Shi Huang menitahkan untuk menyambung
potongan-potongan tembok yang dibangun oleh berbagai negeri-negeri bagian. Setelah menyatukan Tiongkok tengah dan
menegakkan dinasti Qin, sang kaisar ingin mengkonsolidasikan kekuasaannya dan
memerintah negeri itu selamanya. Dia
mengirim seorang ahli nujum bernama Lu Sheng untuk mencari jalan agar ia bisa hidup untuk selamanya.
Setelah kembali dengan tangan kosong beberapa kali, Lu akhirnya kembali dengan
membawa kabar angin bahwa sang kaisar akan digulingkan oleh orang nomaden dari
utara. Mendengar itu, sang kaisar takut
setengah mati dan langsung menitahkan untuk menyambung potongan-potongan tembok
itu dan memperpanjang dengan tembok baru
untuk melindungi garis batas di utara.
Amat mencengangkan untuk mengetahui bahwa keputusan proyek besar ini ternyata
dibuat atas dasar suatu kabar angin!
Kaisar Qin
Shi Huang, kaisar Tiongkok yang pertama, sering dianggap sebagai inisiator pembangunan
the Great Wall. Beberapa tembok-tembok telah dibangun dari abad ke 7 SM, yang
kemudian disambung dan di perbesar, yang kesemuanya sekarang dinamai the Great
Wall. Termasuk dalam hasil karya Kaisar
Qin Shi Huang ini adalah jaringan jalan nasional yang baru dan besar, dan juga kuburan
kaisar ini yang sebesar sebuah kota yang dijaga oleh ribuan patung tentara
Terracotta seukuran manusia sebenarnya.
Dia memerintah sampai kematiannya di tahun 210SM ketika sedang bekunjung
ke Tiongkok Timur.
Menurut
sejarah, ratusan tahun kemudian ada beberapa serangan dahsyat oleh orang Monggol
dan Mancuria. Di tahun 1554, orang Monggol memanjat tembok itu dengan tali.
Orang Tiongkok mengusir mereka dengan panah-panah, meriam-meriam kuno,
pentungan dan bahkan batu-batu. Walaupun
tembok ini berguna untuk menangkal serangan-serangan, beberapa kali dalam
sejarah tembok ini gagal menangkal musuh. Di tahun 1576 ada serangan dahsyat
lagi dari orang Monggol. Kali ini mereka
masuk melewati regangan di tembok di daerah yang sangat terlantar dan terpencil
sehingga saat itu dianggap tidak perlu dibangun tembok di sana. Dalam serangan
ini pasukan Monggol membunuh sekitar 20,000 penduduk Tiongkok. Di tahun 1644
orang-orang Mancuria dari dinasti Qing menerobos masuk dari gerbang Shannai
Pass dan menumbangkan dinasti yang paling bergairah membangun tembok besar itu,
dinasti Ming, dan lalu dinasti Qing menjadi penguasa Tiongkok.
The Great
Wall yang nampak pada masa kini didirikan sejak pemerintahan dinasti Ming,
mereka membangun kembali banyak bagian tembok dengan batu dan bata, dan sering
memperpanjang jalurnya melalui daerah-daerah yang sulit. Beberapa bagian masih
dalam keadaan yang relatif baik atau telah direnovasi, namun sebagian lainnya
sudah rusak atau dirusakkan karena faktor-faktor ideologis, dihancurkan untuk
diambil bahan bangunannya, atau hilang ditelan waktu. Tembok ini menjadi pesona
orang asing sejak lama, tembok ini sekarang dihargai sebagai simbol nasional
dan tujuan populer bagi para turis.
Badaling
Great Wall dekat Zhangjiakou adalah bentang
yang paling terkenal dari tembok ini, karena bagian ini adalah bagian
yang pertama kali di buka untuk publik di Tiongkok, dan juga bagian yang
dipamerkan kepada tamu-tamu kehormatan asing.
Dari luar, Forbidden City tidaklah tampak mengaggumkan, ia
kelihatan seperti benteng atau penjara karena tembok tinggi merah yang
mengelilinginya. Sebenarnya, di masa lalu memang tembok itu berfungsi untuk
melindungi kaisar dari dunia luar, atau dalam halnya Pu Yi, Kaisar Terakhir,
tembok itu mengasingkan atau memenjarakan dia di Forbidden City (baca juga blog
sebelumnya tentang Pu Yi).
Masuk ke dalam, alamak seperti di dunia yang sangat berbeda,
bangsal-bangsal besar, lapangan-lapangan besar, gapura-gapura besar,ruangan yang luas, terlalu luas bagi istana
atau penjara seorang kaisar. Ada berbagai bangsal-bangsal yang dihubungkan
dengan bangsal lain oleh tangga- tangga, gapura-gapura, jembatan-jembatan dan
lapangan-lapangan. Kota ini adalah contoh yang mengagumkan akan perencanaan
yang dilakukan dalam skala besar namun seimbang, harmonis, anggun dan cantik.
Orang-orang Tiongkok percaya akan pentingnya keterpaduan
antara jagad raya, kemanusian dan alam. Forbidden City diciptakan berdasarkan
prinsip-prinsip tersebut mengenai kebijakan, harmoni, keseimbangan dan
stabilitas. Semua prinsip ini mewakili esensi dan intisari pemikiran Konghucu.
Rancangan dan tata ruang Forbidden City mengikuti prinsip
keteraturan kosmis yang idea dalam ideologi Konghucu mempetimbangkan bangunan
ini sebagai tempat untuk upacara, ritus agama dan ruang hidup. Tata ruangnya
mempertimbangkan segala aktifitas di dalam kota ini dilaksanakan dengan cara
yang sesuai dengan status sosial dan hubungan kekeluargaan dari para tamu dan
penghuninya.
Adegan kolosal yang tak terlupakan dari filem “The Last
Emperor” dari Bernardo Bertolucci, upacara penobatan Kaisar Pu Yi yang berumur
3 tahun, diselenggarakan di Hall of Supreme Harmony. Setelah segel kerajaan di
cetak di surat penobatannya, mengenakan jubah kecil kuning kerajaan dengan
gambar naga, Pu Yi keluar dari bangsal itu dan melihat kepada masyarakat ramai
di lapangan di bawahnya.Ribuan pegawai
pemerintah dan nelayan kerajaan berbaris sesuai pangkatnya di lapangan ini
dansekitarnya. Mengikuti ritme nyanyian
dan perintah, mereka semua menyembah kowtow kepda kaisar baru dengan bersujud
berulang kali.
The Hall of Supreme Harmony, tempat dimana penobatan Puyi dan
upacara-upcara besar lainnya diselenggarakan, adalah bangunan yang tertinggi
dan terbesar di Forbidden City. Di belakangnya ada Hall of Central Harmony,
yang lebih kecil yang pernah menjadi tempat sebagai ruang tunggu bagi kaisar
yang disiapkan untuk menyelenggarakan upcara atau untuk penobatannya yang akan
diselenggarakan di Hall of Supreme Harmony. Di belakang bangsal ini terletak
Hall of Preserving Harmony, yang biasanya juga digunakan untuk acara-acara
resmi, dan tempat para murid menyelesaikan berbagai pelajaran dan ujian di masa
dinasti Qing.
Jalan terus ke muka dari Hall of Preserving Harmony dan
melalui Gate of Heavenly Purity, maka anda akan masuk ke lapangan dalam.
Lapangan dalam ini dulunya tempat tinggal keluarga kerajaan dan tidak terbuka
bagi pejabat maupun penduduk biasa saat itu.
Ketiga istana yang paling penting terletak di lapangan
dalam, namanya Palace of Heavenly Purity, The Hall of Union dan The Palace of
Earthly Tranquility.
The Palace of Heavenly Purity dibangun sebagai tempat
tinggal utama bagi kaisar, di mana kaisar tidur dan bekerja. Sejak pemerintahan
kaisar Yongzheng, istana ini bukan lagi tempat tinggal kaisar. Hall of Mental
Culvitation di dekatnya mengambil alih fungsi ini. Namun, tempat ini masih
dipakai oleh kaisar untuk menyelenggarakn urusan pemerintahan yang rutin dan
merayakan festival-festival besar dan upacara keagamaan.
Hall of Union, melambangkan perpaduan antara surga dan bumi
yang membawa perdamaian. Istana ini adalah tempat tinggal Permaisuri, dan ia menyelenggarakan
upacara-upacara di sni buat festival-festival besar dan perayaan untuk menerima
penghormatan.Sejak pemerintahan kaisar
Qianlong, ruangan ini dipakai untuk menyimpan 25 segel kerajaan, setiap segel
dibuat untuk kebutuhan tertentu. Segel-segel ini disimpan dalam kotak-kotak
yang ditutupi dengan sutra damask sebagaimana dulu kala.
The Palace of Earthly Tranquility, dengan tembok-tembok
bercat merah, lampion-lampion indah dan banyak huruh Tiongkok ‘Xi’ (sukacita),
kamar tidur pengantin memperlihatkan kesenangan di seluruh tempat. Baik tirai
tempat tidur maupun selimutnya disulami dengan gambar dari seratus anak-anak
yang lincah dengan berbagai ekspresi, menyampaikan harapan agar kedua mempelai
bisa mendapatkan banyak anak-anak. Kaisar dan permaisurinya biasanya tiggal di
sini selama beberapa malam setelah pernikahan mereka.
Kesan yang disarankan oleh filem “The Last Emperor” dari Bernardo
Bertolucci akan masa kecil Pu Yi sebagai seorang anak yang senang bermain, lucu,
dan lugu, walau agak nakal seperti halnya anak kecil seumurnya. Seorang anak
kecil 3 tahun yang mendadak diangkat menjadi Kaisar negeri Tiongkok,
meninggalkan orangtua dan saudara-saudaranya untuk dipingit di dalam tembok Forbidden
City, dilayani oleh para kasim yang loyal kepadanya. Anak kecil yang sedang
gemar-gemarnya bermain diangkat menjadi Kaisar negeri raksasa. Bayangkan!
Kesan ini tertanam dalam benak saya sampai bertemu untuk
berbincang-bincang dengannya di tempat pengungsiannya di Salt Tax Palace, di
Manchuria. Saat bertemu dengan dewasa
ternyata kesan akan Pu Yi cilik yang disarankan filem itu sirna. Tentu
saja,sejarah masa kecilnya hanyalah
kenangan masa kecilnya, kenangan indah yang hanyalah sebagian kecil dari
sejarah hidupnya yang penuh gelombang.
Wajahnya pucat, kelihatan letih dan tidak suka bicara.
Tatapan matanya terpaku di balik kacamata berbingkai hitam.Ketika bersalaman dia dengan ramahnya
mengangguk, namun senyumannya hanya berlangsung beberapa detik.
Aku membuka percakapan:
“Tentunya anda masih ingat hari pada saat anda dijemput dari
rumah anda oleh pejabat istana pada waktu anda berumur 3 tahun untuk dibawa ke
istana.”
Pu Yi:
“Di sore hari tanggal 13 November 1908, tanpa pemberitahuan
sebelumnya, sebarisan para kasim dan pengawal yang dipimpin oleh bendahara
istana meninggalkan Forbidden City menuju kediaman keluarga kami untuk
menjemput saya untuk dijadikan kaisar yang baru. Saya menjerit dan menolak
ketika para pejabat memerintahkan para kasim untuk menggendong saya. Orangtua
saya tidak berkata apa-apa ketika mengetahui mereka akan kehilangan putra
mereka. Ketika saya menangis dan menjerit karena tidak mau meninggalkan
orangtua saya saya dimasukan ke dalam tandu yang akan membawa saya ke Forbidden
City. Hanya pengasuh saya, Wang Wen-Chao , yang boleh mengiringi saya, dia
dapat menenangkan saya dengan membiarkan saya menyusu padanya; inilah
satu-satunya alasan mengapa dia dikutsertakan.”
Aku berkata:
“Lalu bagaimana suasana acara pengangkatan anda sebagai
Kaisar pada tanggal 2 Desember 1908 ?”
Pu Yi:
“Acaranya berlangsung lama dan melelahkan, lagi pula hari
itu dingin sekali. Sehingga ketika mereka
menandu saya menuju the Hall of Supreme Harmony dan
mendudukkan saya di singgasana yang besar sekali saya tidak bisa menahan diri
lagi. Ayah saya yang berlutut dibawah singgasana itu dan mendukung saya
menyuruh saya untuk agar jangan gelisah, namun saya berontak dan mulai
menangis, “Aku tidak suka di sini. Aku mau pulang ke rumah. Aku tidak suka di
sini. Aku mau pulang ke rumah.” Ayah saya menjadi kebingungan sehingga
berkucuran keringat. Ketika para pejabat menyembah-nyembah saya, tangisan saya
makin keras. Ayah saya berusaha mendiamkan saya dengan berkata: “Jangan
menangis. Jangan menangis. Ini akan segera berakhir. Ini akan segera berakhir.”
Ketika acara selesai, para pejabat bertanya-tanya di antara
mereka seakan mengandai-andai: “Mengapa dia bilang: ‘Ini akan segera berakhir’?
Apakah maksudnya ia ingin segera pulang ke rumah?”
Percakapan ini berlangsung dalam suasana yang sangat kelam,
seakan-akan kata-kata ini adalah pertanda nasib buruk. Beberapa buku berkata
bahwa kata-kata ini adalah ramalan karena dalam tiga tahun ternyata dinasti
Qing memang berakhir, dan anak yang mau pulang ke rumah, benar-benar pulang ke
rumah, dan mengakui bahwa para pejabat tersebut mempunyai firasat akan hal
ini.”
Aku berkata:
“ Lalu bagaimana suasana pelengseran anda dari tahta
kerajaan?”
Pu Yi:
“Setelah memberi pertunjukan buruk sekali sebagai kaisar
selama tiga tahun saya memberi pertunjukan pelengseran yang amat buruk. Satu
kejadian yang kuingat dengan jelas pada hari-hari terakhir. Ibu angkat
sayapermaisuri Lung Yu duduk di atas
sebuah perabot di dalam Mind Nurture Palace menghapus airmatanya dengan sapu
tangan sementara seorang lelaki tua gemuk berlutut di bantal merah di depannya,
airmata mengalir di wajahnya. Saya duduk di sebelah kanan ibu angkat saya
merasa agak bingung dan bertanya-tanya mengapa kedua orang dewasa itu menangis.Tidak ada orang lain selain kami bertiga dan
sangat sunyi; orang gemuk itu menghisap ingusnya dengan keras ketika ia
berbicara dan saya tidak bisa mengerti apa yang dikatakannya. Kemudian aku
menyadari bahwa mereka baru saja diminta secara langsung oleh Jenderal Yuan Shi
Kai untuk melengserkan aku dan mengakhiri dinasti Qing.”
Aku berkata:
“ Pada tanggal 12 Februari 9012 ibu angkat anda dengan resmi
memeproklamirkan pelengseran anda sebagai Kaisar Tiongkok, dan kemudian Tiongkok menjadi sebuah Republik,
dan anda dikucilkan di Forbidden City. Bagaimana perasaan anda?”
Pu Yi:
“Tempat itu adalah dunia yang kecil dimana saya harus
menghabiskan masa kecilku yang paling absurd sampai saya diusir oleh tentara
nasional di tahun 1924. Saya menyebutnya absurd karena ketika Tiongkok disebut
sebagai republik dan manusia telah masuk ke abad ke 20, saya masih hidup
sebagaimana seorang kaisar, menghirup debu abad ke 19.
Kapanpun saya mengenang masa kecilku kepalaku terisi dengan
kabut kuning. Lantai licin berwarna kuning, tandu saya berwarna kuning, bantal
kursi saya kuning, bagian dalam topi dan baju saya kuning, tali pinggang saya
kuning, piring mangkok makanan saya kuning, alas nasi, sampul buku saya, tirai
jendela, tali kuda saya…. Semuanya kuning. Warna ini, yang disebut kuning
cerah, hanya dipakai oleh rumah tangga kerajaan yang membuat saya merasa dari
sejak kecil bahwa saya adalah unik dan memiliki sifat seperti dewa dibanding
orang lainnya.”
Aku berkata:
“ Mungkin itu sebabnya anda menegur adik anda ketika ia
memakai jubah dengan bagian dalam kuning, warna dinasti Qing, di istana.”
Pu Yi:
“ Dia menyangka warna itu warna aprikot. Aku menjawab bahwa
warna itu adalah warna kuning cerah kerajaan. Adik saya itu lalu mohon maaf ‘Ya
tuan… Ya tuan…, ‘ lalu menjauh dari saya dengan tangan di samping.Aku bilang ‘Warna itu adalah kuning cerah,
kamu tidak berhak memakainya.’… ‘Ya tuan…’,jawabnya. Dengan ‘Ya tuan…’ ia
menjawab sebagaimanapelayan saya
menjawab. Suara ‘Ya tuan…’ itu sudah lenyap sedemikian lama dan terdengar
sangat lucu kalau diingat-ingat kembali.”
Aku berkata:
“Kenangan yang manis namun juga getir bagi anda. Namun
sewaktu kecil anda tidaklah selalu lucu dan lugu seperti yang digambarkan filem
‘The Last Emperor’, saya dengar sejak kecil anda suka menyuruh mencambuk
pelayan kasim anda, apakah benar?”
Pu Yi:
“Kemana saja saya pergi, orang-orang dewasa akan berlutut
dan menyembah saya dengan kowtow dan mencegah tatapan mata sehingga saya lewat.
Sang kaisar adalah dewa, saya tidak bisa dibantah atau dihukum. Mencambuk
pelayan kasim menjadi kejadian rutin keseharian saya. Kekejaman saya dan
kecintaan saya akan kekuasaan sudah sedemikian kuat yang membuat segala bujukan
tidak mempan.
Namun kehidupan saya sejak kecil tidak lengkap tanpa
menyebut para pelayan kasim. Mereka menunggui saya ketika saya makan,
berpakaian dan tidur; mereka menemani saya ketika jalan-jalan dan pergi
belajar; mereka memberi cerita-cerita; dan menerima hadiah dan pukulan dari
saya, namun mereka tidak pernah meninggalkan saya. Mereka adalah budak-budak
saya; dan juga guru-guru saya dari masa kecil.”
Aku berkata:
“ Namun sampai dewasa anda memperlakukan para pelayan kasim
dengan semena-mena. Anda tidak mempercayai mereka dan menganggap mereka semua
pencuri. Anda mencek dengan teliti semua pembukuan belanja untuk mencari
pemalsuan. Anda juga memotong jatah makanan mereka untuk membuat mereka lebih
menderita, yang membuat mereka kelaparan.”
Pu Yi:
“Mereka pada dasarnya adalah pencuri barang-barang berharga
di istana, semua mereka, dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah, sama
saja.Sehabis acara perkawinan kami
mutiara-mutiara dan batu jade dari mahkota permaisuri saya pada hilang semua.
Kunci-kunci dirusak, tempat itu dibongkar dan pada suatu hari di bulan Juni
1923 kebakaran melanda sekitar Palace of Established Happiness. Saya mencurigai
kebakaran ini untuk menutupi pencurian besar-besaran.
Saya dengar bahwa selama ini para pelayan kasim
menyelundupkan barang=barang berharga dan menjualnya di toko-toko barang antik.
Saya memerintahkan audit koleksi barang-barang istana, namun sebelum itu terjadi bagian
istana itu terbakar.”
Aku berkata;
“Permaisuri anda, Wan Rong, yang didikan Barat, dikenal
sebagai seorang wanita yang suka dansa dansi, main tennis, pakaian Barat,make-up, musik jazz, main piano, naik kuda,
membaca novel asing yang asusila, menulis puisi, dan bergaul dengan
teman-temannya.“
Pu Yi:
“ Saya mengakui bahwa saya juga suka memberi barang-barang
yang ke Barat-Baratan, terutama permen karet Wrigley, aspirin Bayer, mobil-
mobil, gramophone dan filem. Saya menyukai teknologi filem yang baru, dan saya
sangat menyukai filem-filem Harold Lloyd, sehingga saya suruh memasang
proyektor filem di Forbidden City, walaupun diprotes oleh para pelayan kasim
yang tak menyukai teknologi asing di sini.
Wan Rong suka pergi belanja dengan teman-temannya, pergi ke
Central Plains, jalan-jalan, pergi minum di Shunde Shihlin Ji, makan, dan juga bisa pergi ke Asgard barber shop yang
sangat populer, pergi ke teater untuk menonton "Shi Ming" dari Mei
Lanfang. Dia masih suka menghambur-hamburkan uang seperti air seperti ia masih
permaisuri.”
Aku berkata:
”Namun kata orang, Wan Rong mengeluh bahwa hidupnya sebagai
permaisuri sangatlah membosankan karena sesuai peraturan sebagai permaisuri ia
dilarang pergi keluar dansa dansi seperti yang disukainya, melainkan
mengharuskannya mengisi hari-harinya dengan ritual tradisional yang dia rasakan
tak berarti, dan semakin demikian sejak Tiongkok menjadi republik dan gelar
permaisurinya hanyalah lambang belaka. Kemudian ia mulai menghisap candu selagi
masa pengasingan, benarkah?”
Pu Yi:
“Saya menyarankannya karena saya lihat dia menjadi lebih
mudah diatur kalau dia lagi sedang melambung oleh candu. Perkawinan kami
semakin retak dan kami makin jarang bertemu, hanya pada saat makan.”
Aku berkata:
“Di autobiography anda “From Emperor to Citizen” anda
berkata bahwa suatu saat adik lelaki Wan Rong memperkenalkan Wan Rong ke
seorang pejabat militer Jepang. Wan Rong kemudian menjalin kasih dengan lelaki
Jepang itu. Kemudian anda mengetahui bahwa ia hamil di tahun 1935, dan akan
segera melahirkan, karena hubungannya dengan lelaki Jepang itu. Bagaimana
perasaan anda?”
Pu Yi:
“Perasaan saya saat itu sulit dilukiskan. Aku marah, tapi
tapi tidak ingin lelaki Jepang itu tahu. Yang saya bisa buat hanya melampiaskan
kemarahan kepada Wan Rong secara pribadi.”
Aku berkata:
“Di dalam edisi asli autobiography itu, anda menulis bahwa
setelah Wan Rong melahirkan bayi perempuan, andabilang kepadanya bahwa adik lelaki anda telah
mengadopsi bayi itu dan Wan Rong harus memberi uang tunjangan bulanan untuk
perawatannya.Bagaimana perasaan Wan
Rong saat itu?”
Pu Yi:
“ Sampai kematiannya, dia selalu didatangi mimpi yang sama,
di mana anaknya hidup bersamanya. Setelah perang berakhir dan perceraian kami,
kecanduannya akan opium makin menajdi-jadi dan tubuhnya melemah. Ia meninggal
karena penyakit di tahun 1946.”
Aku berkata:
“Lalu bagaimana kabar bayi perempuannya?”
Pu Yi:
“Bayi itu sebenarnya meninggal setelah kelahirannya……. ”
Ini adalah wawancara imajiner untuk mengenang Pu Yi, Kaisar
terakhir Tiongkok.
Sumber: Authobiography “From Emperor to Citizen”, South
China Morning Post, Wikipedia.
Pertunjukan Minnie Oh! Minnie! Di Tokyo
Disneyland adalah pertunjukan dengan energi tinggi yang berisi lagu-lagu Latin
dan dansa. Minnie Mouse adalah bintang pertunjukan warna warni ini bersama
Donald, Goofy, Chip & Dale, dan tentunya, Mickey Mouse.
Pertunjukannya menyajikan lagu-lagu dalam
bahasa Inggeris, Jepang dan Spanyol. Ada dua penyanyi utama yang menggerakkan
pertunjukan ini, dan juga menampilkan penari-penari hebat dalam kostum-kostum
yang indah. Beberapa kostumnya memiliki bulu-bulu, sayap-sayap, warna warni
cerah, yang sangat menarik. Para karakter Disney juga turun dari panggung, agar
pertunjukan itu lebih menggembirakan.
Semua pemain bergabung dalam kegembiraan
dan dansa bersama, yang menuju ke pertunjukan Latin yang panas di akhir
pertunjukan di Theatre Orleans. Pertunjukan berakhir dengan semua karater
Disney berpose ketika layar diturunkan.
Tokyo Disneyland adalah
Disney park pertama yang dibangun di luar Amerika Serikat, dibuka di tahun
1983.Taman ini dibangun dengan gaya
yang sama seperti Disneyland di California dan Magic Kingdon di Florida.
Taman ini mempunyai
tujuhdaerah bertema: the World Bazzar;
ke empat Disneylands tradisional: Adventureland, Westernland, Fantasyland dan
Tomorrowland; dan dua mini-lands: Critter Country dan Mickey's Toontown.
Daerah Latin Quarter terletak di daerah
arrondissement 5 dan 6 di Paris. Terletak di tepi kiri sungai Seine, sekitar
Sorbonne. Dikenal dengan kehidupan mahasiswa, suasana yang hidup, dan
bistro-bistro, Latin quarter adalah tempat berbagai perguruan tinggi di samping
universitas Sorbonne.
Meskipun telah beradaptasi dan hilangnya
identitas nya yang terdahulu, banyak jalan-jalan di Latin Quarter melingkupi
daerah yang dulunya merupakan pusat mahasiswa dan cendikiawan terus menarik perhatian
turis-turis dan penduduk Paris.
Namanya didapatkan demikian karena
bahasa Latin, yang dulunya banyak dipakai di dalam dan di sekitar Universitas
Sorbonne di abad pertengahan, setelah filsuf abad ke 12 Pierre Abélard dan
murid-muridnya tinggal di sini. Gereja St Nicolas du Chardonnet, yang terletak
di sini, masih menyelenggarakan misa kudus dalam bahasa Latin sehingga sekarang
(baca juga artikel ‘Paris, di St Nicolas du Chardonnet’ di blogspot ini).
Mahasiswa masih sering datang ke sini,
walaupun tidak lagi berbahasa Latin. Universitas Sorbonne yang termasyur di
dunia menerima sekitar 24,000 mahasiswa di 20 departemen yang berfokus pada
kesenian, humaniora dan bahasa, terbagi di 12 kampus di Paris. Tujuh kampus
terletak di Latin Quarter, termasuk bangunan bersejarah Universitas Sorbonne
dan tiga terletak di Marais, Malesherbes and Clignancourt. Paris Sorbonne juga mencakup CELSA, sekolah
komunikasi dan jurnalisme Perancis yang prestigius, yang terletak di daerah suburb Neuilly-sur-Seine.
Riwayat Latin Quarter yang lumpuh karena
demonstrasi sudah berlalu setengah abad. Mei 1968 sampai sekarang masih
dianggap sebagai pergolakan terbesar yang menimpa masyarakat Perancis modern,
dan merombak untuk selamanya bulevard-bulevard 3 jalur di arrondissement 5 di
Paris sebagai perwujudan semangat pemberontakan Perancis yang terkenal.
Periode genting saat kerusuhan masal di
Paris di saat Mei 1968 digerakan oleh demonstrasi-demonstrasi dan mogok masal
dan juga pendudukan universitas-universitas dan pabrik-pabrik di seluruh
Perancis. Pada puncak pergolakan itu, pemogokan itu menyebabkan perekonomian
Perancis terlihat berhenti.
Pergolakan itu dimulai dengan
serangkaian protes pendudukan mahasiswa terhadap kapitalisme, konsumerisme,
imperialisme Amerika dan institusi-institusi tradisioanal, nilai-nilai dan
peraturan. Protes-protes tersebut memacu pergerakan kesenian, dengan lagu-lagu,
coretan dinding yang imajinatif, poster-poster dan slogan-slogan.
Filsuf terkenal Jean-Paul Sartre
membangkitkan mahasiswa, perawat, dokter dan guru kedalam hiruk-pikuk protes
dari mimbar yang di buat seadanya di bawah pohon oak di bulevard Saint Jacques,
para demonstran melempar batu-batu dari belakang barikade di gerbang Sorbonne
yang elegan, dan ributnya kerusuhan terdengar hingga Pantheon.
St. Nicolas du Chardonnet adalah sebuah
gereja di pusat kota Paris, Perancis, terletak di arrondissement 5. Aslinya didirikan
di abad ke 13, gereja itu direkonstruksi besar-besaran dari tahun 1656-1763.
Banyak perubahan dilakukan di interior gereja St Nicolas ini dalam abad-abad
yang lalu.
Semenjak tahun 1977, gereja ini dipakai
oleh kelompok traditionalis Serikat St.Pius X. Di bawah serikat ini gereja
menjalankan ibadat misa Latin tradisional sehingga saat ini.
Gereja St. Nicolas adalah salah satu
dari sedikit gereja-gereja di kota sekular Paris yang secara rutin dan ekslusif
menjalankan ibadat tradisional Misa Latin. Misa ini berfokus pada pengorbanan
Hati Kudus Yesus Kristus di salib. Akan ada kesenyapan yang penuh hormat dan
khusyuk sebelum, ketika dan setalah Misa tesrsebut.
Di dalam bagian pertama Misa itu, Mazmur
42 dinyanyikan:
Seperti rusa merindukan air sungai,
demikian jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
Aku merindukan Allah yang hidup, kapan
aku boleh pergi beribadat di Rumah-Nya?
Siang malam aku menangis, hanya air mata
makananku. Sepanjang hari musuhku bertanya, ‘Di mana Allahmu?’
St. Nicolas dary Myra dihormati banyak
orang Kristen sebagai seorang kudus, karena banyak mujizat yang dipengaruhi
olehnya. Ia sangat kaya karena orangtuanya meninggal ketika ia masih muda dan
mewarisinya banyak uang. Setelah orangtuanya meninggal, diberitakan bahwa
Nicolas membagi-bagi kekayaannya kepada orang miskin.
Reputasinya tersiar diantara orang-orang
yang beriman, dan kebiasaan legendarisnya membagi-bagi hadiah menumbuhkan
tradisi model Santa Claus di dunia modern.
“It’s a Small world”
adalah perjalanan di kegelapan di atas air yang terletak di daerah Fantasyland
di Tokyo Disneyland. Perjalanan ini menampilkan lebih dari 300 boneka robot
yang berkostum tradisional dari berbagai kebudayaan di dunia.
Dengan kostum tradisional negara mereka, anak-anak sedunia
menari dan bernyanyi, ketika kita menjelajahi dari Eropa, melalui Asia, Afrika,
Amerika, dan kepulauan Pasifik Selatan.
Tokyo Disneyland adalah Disney park
pertama yang dibangun di luar Amerika Serikat, dibuka di tahun 1983. Taman ini dibangun dengan gaya yang sama
seperti Disneyland di California dan Magic Kingdon di Florida.
Taman ini mempunyai tujuh daerah bertema: the World Bazzar; ke empat
Disneylands tradisional: Adventureland, Westernland, Fantasyland dan Tomorrowland;
dan dua mini-lands: Critter Country dan Mickey's Toontown.
Banyak dari daerah-daerah itu
mencerminkan daerah asli Disneyland yang berdasarkan Filem dan fantasi Disney
Amerika. Fantasyland termasuk Peter Pan's Flight, Snow White's Scary Adventures,
Dumbo the Flying Elephant, berdasarkan filem Disney dan karakter-karakternya.
Di dalam novel The Fall karangan Albert Camus,
sang protagonis berkata: “ Apakah anda akan tinggal lama di Amsterdam? Kota yang cantik, bukankah begitu? Mempesona?
Ada sebuah kata sifat yang saya tidak dengar beberapa lama ini.”
Amsterdam, kebanyakan orang mengalami
kesulitan untuk memberi label kota ini dalam satu kategori saja. Hal itu
merupakan suatu dilema, suatu misteri yang tak mudah dijelaskan, namun pada
saat yang sama kota ini adalah menawan dan menyambut para pendatang.Sikap menyambut kota ini membuatnya salah
satu tujuan favorit dari berbagai macam pengunjung.
Amsterdam memiliki lebih dari seratus
kilometer kanal-kanal. Ketiga kanal utama Herengracht, Prinsengracht dan
Keizersgracht, digali di abad ke 17 di masa Keemasan Jaman Belanda, yang
membentuk lingkaran-lingkaran konsentrik di sekeliling kota, yang dikenal
sebagai Grachtengordel.Lingkaran
kanal-kanal ini dimasukkan ke dalam daftar UNESCO World Heritage Site di tahun
2010, yang menyumbangkan popularitas Amsetrdam sebagai “Venesia di Utara.”
Sang protagonis di novel The Fall berkata
tentang kanal-kanal itu: “ Betapa indahnya kanal-kanal ini di sore hari ini!
Saya suka menghirup aroma air yang mengambang, aroma daun-daun mati yang
terendam di dalam kanal dan aroma harum yang mengapung dari tongkang-tongkang
yang dipenuhi bunga-bunga. Tidak, tidak,
tidak ada yang seram tentang selera ini, saya meyakinkan anda. Sebaliknya, hal
itu hal yang saya buat dengan sengaja.Sebenarnya saya memaksa saya sendiri untuk mengaggumi kanal-kanal ini.”
Amsterdam adalah ibukota Belanda walaupun
tempat kedudukan pemerintahnya adalah Den Haag. Nama Amsterdam berasal dari Amstelredamme,
yang menunjukkan bahwa kota
Ini berasal dari sekitar dam di sungai Amstel.
The Dam Square
terletak di daerah pusat historis Amsterdam, bangunan-bangunan yang terkenal
dan pergelaran yang sering diadakan di sini membuatnya sebagai salah satu
tempat yang paling dikenal dan paling penting di kota dan negeri ini. Dam
Square adalah detak jantung Amsterdam. Dibandingkan waktu lalu Dam Square
sekarang adalah lapangan yang sangat damai yang menjadi tempat tinggal begitu
banyak burung dara dan para seniman jalanan.
Berbentuk hampir segi empat, yang terbentang
dari Barat ke Timur sepanjang sekitar 100 meter dari Utara ke Selatan. Tempat
ini menghubungkan jalan Damrak dan Rokin, yang terbentang sepanjang jalur asli sungai Amstel
dari Centraal Station ke Muntplein dan Munttoren.
The Dam juga menjadi titik ujung
jalan-jalan ramai lainnya Nieuwendijk, Kalverstraat dan Damstraat. Tidak jauh dari pojok Barat Daya terletak
daerah lampu merah : de Wallen.
Di ujung Barat lapangan ini terletak istana
kerajaan bergaya neoklasikal, yang dipakai sebagai Balai Kota dari tahun 1655
yang diubah menjadi tempat kediaman kerajaan di tahun 1808. Di sampingnya
terletak gereja Gothic Nieuwe Kerk dan musium lilin Madame Tussaud.
Masa kini lapangan ini juga dipakai untuk
berbagai pergelaran masal, bazaar dan seniman-seniman pantomim. Bergabunglah
dengan penduduk lokal rileks di bawah National Monument sambil mendengarkan
musik organ jalanan. Kejarlah burung-burung dara dan hindari begitu banyak
sepeda ketika anda menyeberangi lapangan itu untuk berbelanja atau untuk
mengunjungi bangunan-bangunan bersejarah di situ.
Dia tinggal di Hôtel du Poirier di rue
Ravignan di atas salah satu bukit-bukit di Montmatre, Paris. Tempat itu adalah
salah satu tempat yang paling indah di Paris, namun kamar hotelnya gelap dan
kosong, hanya ada satu meja untuk menulis.
Mudah dimengerti bagaimana di dalam
kamar yang gelap ini, “seseorang merasa seperti orang asing, mendengar suara
sebuah kota yang tiba-tiba menjadi asing. Saya bukan dari sini – juga bukan
dari tempat lain yang manapun. Dan dunia menjadi hanyalah sebuah tempat tak
dikenal di mana hatiku tidak bisa bersandar kemanapun”, begitu ditulisnya di
buku catatannya.
Pagi itu dia kelihatan rileks dan
menyapa aku dengan salaman yang hangat. Televisinya menyiarkan dengan lantang
perayaan Worl Cup Perancis di Champ Elysees. Kerumunan orang seperti bergembira
mabuk di nirwana dengan bendera Perancis yang melambai di mana-mana. Nampaknya
dia sedang menonton perayaan ini di televisi sebelum aku mengetok pintunya.
Mengetahui bahwa dia adalah penggemar
sepakbola yang kental, aku lalu berkata kepadanya:
“Selamat atas kemenangan Perancis di
World Cup untuk kedua kalinya, anda pasti sangat bergembira.”
Matanya yang besar bersinar dan dia
tersenyum lebar:
“Saya memang sangat bangga kepada
mereka. Saya bisa melihat perencanaan yang teliti, kerja keras, disiplin yang
ketat dan kecermelangan penembak muda Kylian Mbappé, penyerang tengah Paul
Pogba yang gesit dan pertahanan yang tanpa menyerah dari N’Golo Kanté, Raphaël
Varane dan Samuel Umtiti. Kerja sama tim yang bagus, sepak bola memang mengenai
hal itu. Dan juga seperti yang disebut
Deschamps pelatih mereka: “Kami tidaklah bermain dengan luarbiasa tapi
menunjukkan kualitas mental, dan mencetak empat gol bagaimanapun juga.” Pertandingan
yang bagus.”
Aku berkata:
“Saya mendegar akan begitu
bersemangatnya akan sepakbola, suatu saat anda pernah ditanya pilih sepakbola
atau teater, jawaban anda adalah pastilah sepakbola tanpa ragu-ragu.”
Albert:
“Ya memang waktu saya masih muda saya
bermain sebagai penjaga gawang untuk Racing University of Algiers, kami memenangkan
African Champion Cup di saat itu. Saya belajar dari sepakbola tentang rasa
kerjasama tim, kebersaudaraan dan kepentingan bersama, ini adalah cara belajar yang bagus. Setelah beberapa
lama setelah banyak yang saya lihat, pengetahuan saya secara pasti tentang
moralitas dan tugas hidup manusia saya dapatkan dari olahraga ini.”
Aku berkata:
“ Percakapan yang bagus, Albert, saya
bisa merasakan semangat yang tinggi dan keterlibatan anda akan sepakbola,
penghargaan anda yang mendalam akan sepakbola, yang sangat kontras dengan rasa
kekosongan, keterasingan, ketakperdulian di dalam hampir semua novel yang anda
tulis. Sebagai contohnya bertolak belakang dengan rasa kegembiraan kemenangan
anda atas World Cup, coba dengar apa yang anda tulis di pembukaan The Stranger
yang menjadi salah satu pembukaan yang paling terkenal di dunia sastra : “Ibu
meninggal hari ini, atau mungkin kemarin, aku tidak tahu.”
Albert:
“ Saya banyak meluangkan waktu di saat
musim panas di pantai populer Les Sablettes di Algeria. Saya hidup melarat di
masa kecil namun juga dengan semacam kesenangan lahiriah, dengan berenang,
sinar matahari, pasir dan sepakbola. Saya lelaki Mediterranean, dengan badan
sehat yang menyembah keindahan dan badan seperti orang Yunani kuno. Saya berada
di antara kesengsaraan dan sinar matahari. Kesengsaraan menghentikan saya akan
kepercayaan akan bahwa semua baik adanya di bawah matahari, dan akan sejarah;
matahari mengajari saya bahwa sejarah bukanlah segalanya. Kebersemangatan masa belasan tahun hidup saya
terputus, ketika pada umur 17 tahun, dokter-dokter mendiagnosa TBC. Selalu
bernapas pendek, saya terpaksa meninggalkan karir sepakbola yang cerah, dan
akan terus menderita akan kambuhnya penyakit ini seumur hidup saya.
Pada umur 27 tahun saya meninggalkan
Algeria setelah kehilangan pekerjaan ketika koran Alger républicain berhenti
beroperasi. Saya mendapatkan pekerjaan di koran Paris-Soir yang membayar tiga
ribu francs per bulan untuk bekerja lima jam per hari kerja, dalam pengaturan
kerja yang terasa asing. Pekerjaan saya di koran ini tidaklah menarik, saya
ditugasi untuk menata halaman empat, mengatur kolom-kolom dan jenis huruf yang
berantakan. Setelah bekerja di pagi hari maupun malam hari, saya akan kembali
ke kamar hotel saya yang gelap di Montmartre. Suatu ketika, dari atas
Montmartre saya melihat Paris seperti kabut raksasa di bawah curah hujan,
sebuah kota yang terasa penuh sesak namun juga kosong, dimana di mana hati saya
tidak bisa bersandar kemanapun. Saya selalu melihat Paris dengan pandangan mata
orang asing.”
Aku berkata:
“Bagaimanapun di dalam kamar hotel di Montmartre yang gelap
itu anda menulis novel anda yang terkenal The Stranger, novel dengan pembukaan
yang terkenal itu, tentang Meursault yang mengalami perasaan terpisah dari kenyataan
yang membuatnya serasa orang asing di kota kelahirannya di Algeria. Cerita itu
memiliki rasa absurdisme yang amat kental, perasaan terputus segenapnya dari
orang-orang lain, tidak berdampak, terkucil dan hilangnya makna hidup. Apakah
makna absurdisme bagi anda?”
Albert:
“Pada hari prosesi pemakaman ibunya di
Marengo, perasaan yang paling intens yang dialaminya adalah teriknya matahari,
silaunya langit yang tak tertahankan, yang membuatnya merasa pembuluh darah nya
berdebar di keningnya. Pemakaman ibunya
sendiri tidak memberi suatu makna apapun baginya, dia tidak menangis, dia tidak
peduli untuk melihat tubuh ibunya di dalam peti untuk terakhir kalinya.
Perjalanan kembalinya ke Algeria
setelah pemakaman terasa bagaikan melegakan baginya. Setelah sampai dia
memutuskan untuk pergi berenang dan bertemu Marie Cardona di kolam renang, lalu
mereka berenang bersama, di sore hari mereka menonton filem komedi dari
Fernadel dan bercinta di tempat tidur di malam harinya.
Bagaimanapun, di keesokan sorenya dari balkoninya ia
berkata: “Sebuah hari Minggu lagi yang berlalu, ibu dikuburkan, besork kembali
bekerja, dan, benar-benar, tidak ada satu hal pun yang berubah.”
Aku berkata:
“Pandangan “Mediterranean” ini yang
menjangkar pandangan anda kepada tempat di mana anda dibesarkan dan untuk
membangkitkan rasa harmonis dan penghargaan akan kehidupan lahiriah.
Badan yang kecokelatan karena matahari
menikmati pantai-pantai dan sinar matahri Algeria, berenang, bermain sepakbola,
minum-minum dan gadis-gadis. Berlawanan dengan kehidupan Algeria yang penuh
sinar matahari, Meursault berkata tentang Paris: “sebuah kota yang rada kotor,
menurut saya. Banyak burung-burung dara dan halaman rumah yang gelap. Dan
manusianya memiliki muka yang tercuci bersih, wajah yang putih.”
Namun matahari yang panas terik yang
sama seperti pada hari pemakaman ibunya, yang memberinya rasa sakit di
keningnya, dan yang membuat semua pembuluh darahnya berdebar di bawah kulitnya,
cahaya matahari yang bersilau yang sama dan panas teriknya matahari yang sama
yang menyebabkannya menembak mati seorang Arab, tidak ada alasan lain selain
silaunya cahaya matahari yang meletihkan dan panas teriknya matahari.
Cerita ini menyarankan bahwa meskipun
Meursault menikmati kehidupan di bawah sinar matahari Mediterranean, di sisi
lain cahaya matahari yang membutakan menyebakannya tidak dapat memberi makna
akan pemakaman ibunya, dan panas terik matahari yang sama, bukan sebab lain,
yang membuatnya menembak mati seorang Arab.
Inikah alasan mengapa anda memberi
judul novel ini The Stranger, hidup secara intens kehidupan Mediterranean,
menikmati matahari, badan kecokelatan telanjang di pantai-pantai, gadis-gadis
menari dengan berkeringat, namun terputus, tak peduli dan terkucilkan dari
kehidupannya?”
Albert, mengutip novelnya The Fall:
“Saya ada di sini tanpa berada di
sini: Saya absen pada saat ketika saya mengambil hampir seluruh ruang. Saya
tidak pernah benar-benar tulus dan antusias kecuali ketika saya dulu menikmati
olah raga, dan di dalam ketentaraan, ketika saya dulu bermain sandiwara untuk
menghibur diri kami sendiri. Dalam kedua hal itu ada aturan main, yang tidak
serius namun yang kami nikmati seakan-akan serius. Sampai sekarangpun, pada
pertandingan hari Minggu di stadion yang penuh sesak, dan di dalam teater, yang
saya cintai dengan penuh gairah, di situlah di kedua tempat itu saja di dunia,
saya merasa murni.
Namun siapa yang bisa menganggap
tingkah laku demikian adalah sah di hadapan cinta, kematian dan penghasilan
orang miskin? Namun apa yang bisa kita perbuat? Saya bisa membayangkan cinta
Isolde hanya di dalam novel atau di atas panggung. Kadang kala orang di tempat
tidur kematiannya seakan meyakinkan saya akan peranan mereka. Kalimat –kalimat
yang diucapkan oleh klien-klien saya yang malang selalu memberi kesan akan pola
yang sama. Sehingga, hidup di antara manusia tanpa memperhatikan kepentingan
mereka, saya tidak dapat mempercayai komitmen-komitmen yang saya buat. Saya
cukup sopan dan malas untuk hidup sesuai dengan apa yang diharapkan dari
profesi saya, keluarga saya atau kehidupan bermasyarakat saya, namun setiap
saat dengan sejenis rasa acuh yang menodai segalanya.”
Aku berkata:
“ Dalam pentutupan The Stranger,
Mersault yang menghadapi hukuman mati dengan guillotine mengakui bahwa
eksistensi tidak bermakna, namun ia sekarang bersuka cita menikmati rasa
sebagai orang hidup.”
Albert, mengutip Meursault:
“ Dan saya, juga, merasa siap untuk
mengulangi kehidupan dari awal. Hal itu seakan-akan rasa marah yang meluap-luap
telah mencuci bersih diri saya, mengosongkan saya akan harapan, dan, menerawang
ke langit yang gelap yang disinari dengan tanda-tanda dan bintang-bintang,
untuk pertama kalinya, pertama kali, saya membuka hati saya akan
ketidaperdulian yang jinak dari alam semesta.
Untuk merasakan sebagai diri saya sendiri, memang, sangat bersahabat,
membuat saya sadar bahwa saya berbahagia, dan saya masih bahagia. Untuk meraih
segalanya, bagi saya agar tidak terlalu merasa kesepian, hal yang masih bisa
diharapkan adalah bahwa pada hari pemacungan saya akan ada banyak penonton yang
menyambut saya dengan lolongan: pancung dia.”
TAMAT
Ini
adalah wawancara imajiner mengenang Alber Camus.
Taman Ding Jia He yang terletak di depan
gedung pemerintah Huangdao adalah refleksi dari penerapan prinsip-prinsip Feng
Shui yang merupakan seni tradisional Cina untuk menentukan peletakan
obyek-obyek untuk menonjolkan keseimbangan alamiah yin/yang.
Feng Shui yang secara harafiah berarti
“angin” dan “air” menekankan orientasi geografis secara umum, seperti hubungan
dengan gunung disekitarnya atau kelompok air. Prinsip-prinsip Feng Shui
berhubungan dengan aliran enerji di alam. Orientasi bangunan yang ideal adalah
menghadap ke laut atau sungai dengan gunung di belakangnya, yang juga memberi
pemandangan terbaik dan tiupan angin yang sejuk.
Taman Ding Jia He yang indah dengan aliran
sungai dan angin sejuk memang memberi perasaan akan aliran enerji alam terhadap
Gedung Pemerintahan itu.
Disain Taman Ding Jia he, yang mencerminkan
seni disain pertamanan Cina, bertumpu pada percampuran yang teliti antara alam
dengan obyek buatan manusia. Keseimbangan yang serasi dari ke-empat elemen Feng
Shui untuk menciptakan lingkungan yang harmonis di mana enerji yin dan yang
saling melengkapi dan saling menonjolkan menghasilkan pengalaman sensual dan
spiritual bagi pengunjung.
Ke-empat elemen Feng Shui yang diterapkan
di dalam disain pertamanan tradisional Cina adalah:
Air – merupakan pencerminan enerji Yin
(sejuk, halus) yang merupakan pulsa kehidupan taman itu.
Batu- mengimbangi enerji Yin dari air,
batu-batu mencerminkan pegunungan dan energi Yang (hangat, keras).
Tanaman – merupakan simbol kualitas
kemanusiaan seperti ketangguhan (cemara), fleksibilitas (bambu) dan kemurnian
(lotus) dimasukkan ke dalam disain pertamanan tradisional Cina melalui seleksi
tanaman yang teliti.
Arsitektur – pengaturan bangunan-bangunan
di dalam pertamanan tradisional Cina dalam menciptakan ruang-ruang untuk menonjolkan
disain taman itu, tanamannya dan pemandangan indah.
Kita bisa melihat ke-empat elemen
tersebut di taman Ding Jia He dan menikmati keindahannnya terutama di musim
semi dan panas. Taman ini adalah salah satu taman yang paling bagus di
Huangdao. Huangdao yang berarti “pulau kuning” adalah salah satu distrik dari
Qingdao, provinsi Shandong, China.