Cari Blog Ini

Sabtu, 02 Maret 2024

Moskow, di Lapangan Merah

 

Bagi kita yang mengetahui Lapangan Merah di Moskow dari parade Tentara Merah di alun-alun untuk memperingati Revolusi Oktober, tidak dapat dipungkiri bahwa gambaran kita tentang Lapangan Merah adalah gambaran Tentara Merah, komunisme, dan darah. Jadi, jika kita datang ke sana kita akan melihat alun-alun dingin dengan monumen Lenin, atau Stalin atau Marx, serta poster dan spanduk propaganda komunis berwarna merah, semacam itu. Betapa salahnya kita. 

Jika kita datang dari stasiun metro Ploshchad Revolyutsii menuju Lapangan Merah kita masuk melalui gerbang depan kota dari sisi jalan Tverskaya dan Lapangan Manezhnaya. Ini adalah Kilometer Nol Moskow, memiliki dinding berwarna bata merah dengan lapisan putih dan dua lengkungan. Pada bagian dalam gapura terdapat ikon yang menggambarkan kebangkitan Kristus, oleh karena itu gapura tersebut dinamakan Gerbang Kebangkitan. Ironisnya gerbang tersebut telah dibongkar dan dibangun kembali beberapa kali, pertama kali muncul pada tahun 1534 dan dibangun kembali pada tahun 1680, dirobohkan oleh Stalin untuk dijadikan tempat upacara Soviet berskala besar di alun-alun tersebut. Gerbang itu sekali lagi dipasang antara tahun 1994 dan 1995. 

Lebih jauh lagi, kita bisa melihat department store besar di Arsitektur Rusia akhir abad ke-19. Ini adalah Department Store GUM (Glawny Uniwersalny Magasin), yang menempati sebagian besar sisi Timur Lapangan Merah yang diapit oleh jalan Nikolskaya dan Ilyinka. Ini adalah yang terbesar di Rusia, menjual barang-barang mewah dengan dinding berbentuk rumit, dengan banyak dekorasi, komposisi, serta jendela dan atap kaca yang indah. Namun perlu kita ketahui bahwa Lapangan Merah awalnya merupakan sebuah perkampungan kumuh, sebuah kota kumuh dengan gubuk-gubuk kayu yang berkumpul di bawah tembok Kremlin yang menjadi tempat berkumpulnya para penjaja, penjahat, dan pemabuk yang statusnya membuat mereka berada di luar batas resmi kota abad pertengahan. Daerah ini dibersihkan atas perintah Ivan III pada akhir tahun 1400-an, namun tetap menjadi wilayah gerombolan, tempat eksekusi publik, dan kerusuhan massa, hingga beberapa waktu kemudian. Saat ini GUM berdiri terang di sisi Lapangan Merah, menampilkan dirinya kepada penduduk setempat dan pengunjung sebagai pusat perbelanjaan mulia yang ditandai dengan butik-butik dengan kisaran harga atas. 

Di depan GUM Shopping Mall berdiri sebuah katedral dengan berbagai kubah berwarna-warni berbentuk bawang, itulah katedral St Basil, bangunan ikonik Rusia, dan mungkin itulah gambaran pertama yang terlintas di benak orang ketika berkunjung ke Rusia. Ketenaran katedral ini mungkin disebabkan oleh desainnya yang khas dan eksentrik, 10 kubah berbentuk bawang dengan perpaduan warna yang cerah. 

Di tengah alun-alun kita bisa melihat bangunan piramida bertingkat, yaitu Mausoleum Lenin. Terbuat dari bahan granit dan labradorit, menunjukkan karakter mausoleum sebagai tempat pemakaman monumental yang dirancang oleh arsitek ternama Alexei Shchusev. Di dalam mausoleum, jenazah Vladimir Lenin yang dibalsem secara mewah disemayamkan di dalam sarkofagus kaca berlapis baja. Hingga saat ini, makam tersebut dibuka untuk pengunjung pada hari-hari tertentu. 

Lapangan Merah ('Krasnaya Ploschad' dalam bahasa Rusia), memang didominasi oleh warna merah bata pada bangunan-bangunan di alun-alun tersebut, sehingga mungkin itulah sebabnya banyak dari kita yang mengaitkan nama Lapangan Merah dengan warna bangunan-bangunan di sana. Banyak orang juga yang percaya bahwa Lapangan Merah dinamakan demikian karena komunisme dan Rusia diasosiasikan dengan warna merah, bahkan lebih jauh lagi diasosiasikan dengan darah (tumpah). Namun, sebenarnya kata Krasnaya dalam bahasa Rusia kuno berarti cantik, namun kini di zaman modern artinya ‘merah’. Oleh karena itu, anggapan umum bahwa 'Merah' di Lapangan Merah mengacu pada warna merah bata pada bangunan, Komunisme, atau bahkan pertumpahan darah - tidak dapat dipahami.

 Lapangan Merah memang merupakan alun-alun yang indah, dengan gereja-gereja indah yang menaungi Monumen Lenin, dan GUM Department Store mewah yang dikelola swasta yang menaungi cara hidup sosialis negara tersebut. Dan sangat disayangkan bahwa gambaran alun-alun ini disalahartikan oleh parade militer Tentara Merah yang disiarkan di televisi di seluruh dunia. 

 TAMAT


Sumber: https://www.local-life.com/moscow/articles/red-square