Cari Blog Ini

Sabtu, 25 Agustus 2018

Tokyo Disneyland, di the Small World


 “It’s a Small world” adalah perjalanan di kegelapan di atas air yang terletak di daerah Fantasyland di Tokyo Disneyland. Perjalanan ini menampilkan lebih dari 300 boneka robot yang berkostum tradisional dari berbagai kebudayaan di dunia.

Dengan kostum tradisional negara mereka, anak-anak sedunia menari dan bernyanyi, ketika kita menjelajahi dari Eropa, melalui Asia, Afrika, Amerika, dan kepulauan Pasifik Selatan.

Tokyo Disneyland adalah Disney park pertama yang dibangun di luar Amerika Serikat, dibuka di tahun 1983.  Taman ini dibangun dengan gaya yang sama seperti Disneyland di California dan Magic Kingdon di Florida.

Taman ini mempunyai tujuh  daerah bertema: the World Bazzar; ke empat Disneylands tradisional: Adventureland, Westernland, Fantasyland dan Tomorrowland; dan dua mini-lands: Critter Country dan Mickey's Toontown.

Banyak dari daerah-daerah itu mencerminkan daerah asli Disneyland yang berdasarkan Filem dan fantasi Disney Amerika. Fantasyland termasuk Peter Pan's Flight, Snow White's Scary Adventures, Dumbo the Flying Elephant, berdasarkan filem Disney dan karakter-karakternya.

TAMAT




Senin, 20 Agustus 2018

Amasterdam, di Dam Square


Di dalam novel The Fall karangan Albert Camus, sang protagonis berkata: “ Apakah anda akan tinggal lama di Amsterdam?  Kota yang cantik, bukankah begitu? Mempesona? Ada sebuah kata sifat yang saya tidak dengar beberapa lama ini.”


Amsterdam, kebanyakan orang mengalami kesulitan untuk memberi label kota ini dalam satu kategori saja. Hal itu merupakan suatu dilema, suatu misteri yang tak mudah dijelaskan, namun pada saat yang sama kota ini adalah menawan dan menyambut para pendatang.  Sikap menyambut kota ini membuatnya salah satu tujuan favorit dari berbagai macam pengunjung.

Amsterdam memiliki lebih dari seratus kilometer kanal-kanal. Ketiga kanal utama Herengracht, Prinsengracht dan Keizersgracht, digali di abad ke 17 di masa Keemasan Jaman Belanda, yang membentuk lingkaran-lingkaran konsentrik di sekeliling kota, yang dikenal sebagai Grachtengordel.  Lingkaran kanal-kanal ini dimasukkan ke dalam daftar UNESCO World Heritage Site di tahun 2010, yang menyumbangkan popularitas Amsetrdam sebagai “Venesia di Utara.”

Sang protagonis di novel The Fall berkata tentang kanal-kanal itu: “ Betapa indahnya kanal-kanal ini di sore hari ini! Saya suka menghirup aroma air yang mengambang, aroma daun-daun mati yang terendam di dalam kanal dan aroma harum yang mengapung dari tongkang-tongkang yang dipenuhi bunga-bunga.  Tidak, tidak, tidak ada yang seram tentang selera ini, saya meyakinkan anda. Sebaliknya, hal itu hal yang saya buat dengan sengaja.  Sebenarnya saya memaksa saya sendiri untuk mengaggumi kanal-kanal ini.”

Amsterdam adalah ibukota Belanda walaupun tempat kedudukan pemerintahnya adalah Den Haag. Nama Amsterdam berasal dari Amstelredamme, yang menunjukkan bahwa kota
Ini berasal dari sekitar dam di sungai Amstel.

The Dam Square terletak di daerah pusat historis Amsterdam, bangunan-bangunan yang terkenal dan pergelaran yang sering diadakan di sini membuatnya sebagai salah satu tempat yang paling dikenal dan paling penting di kota dan negeri ini. Dam Square adalah detak jantung Amsterdam. Dibandingkan waktu lalu Dam Square sekarang adalah lapangan yang sangat damai yang menjadi tempat tinggal begitu banyak burung dara dan para seniman jalanan.

Berbentuk hampir segi empat, yang terbentang dari Barat ke Timur sepanjang sekitar 100 meter dari Utara ke Selatan. Tempat ini menghubungkan jalan Damrak dan Rokin,  yang terbentang sepanjang jalur asli sungai Amstel dari Centraal Station ke Muntplein dan  Munttoren.  The Dam juga menjadi titik ujung jalan-jalan ramai lainnya Nieuwendijk, Kalverstraat dan Damstraat.  Tidak jauh dari pojok Barat Daya terletak daerah lampu merah : de Wallen.

Di ujung Barat lapangan ini terletak istana kerajaan bergaya neoklasikal, yang dipakai sebagai Balai Kota dari tahun 1655 yang diubah menjadi tempat kediaman kerajaan di tahun 1808. Di sampingnya terletak gereja Gothic Nieuwe Kerk dan musium lilin Madame Tussaud.

Masa kini lapangan ini juga dipakai untuk berbagai pergelaran masal, bazaar dan seniman-seniman pantomim. Bergabunglah dengan penduduk lokal rileks di bawah National Monument sambil mendengarkan musik organ jalanan. Kejarlah burung-burung dara dan hindari begitu banyak sepeda ketika anda menyeberangi lapangan itu untuk berbelanja atau untuk mengunjungi bangunan-bangunan bersejarah di situ.

TAMAT




Sabtu, 11 Agustus 2018

Wawancara dengan Albert


Photo: Wikimedia
Dia tinggal di Hôtel du Poirier di rue Ravignan di atas salah satu bukit-bukit di Montmatre, Paris. Tempat itu adalah salah satu tempat yang paling indah di Paris, namun kamar hotelnya gelap dan kosong, hanya ada satu meja untuk menulis.

Mudah dimengerti bagaimana di dalam kamar yang gelap ini, “seseorang merasa seperti orang asing, mendengar suara sebuah kota yang tiba-tiba menjadi asing. Saya bukan dari sini – juga bukan dari tempat lain yang manapun. Dan dunia menjadi hanyalah sebuah tempat tak dikenal di mana hatiku tidak bisa bersandar kemanapun”, begitu ditulisnya di buku catatannya.

Pagi itu dia kelihatan rileks dan menyapa aku dengan salaman yang hangat. Televisinya menyiarkan dengan lantang perayaan Worl Cup Perancis di Champ Elysees. Kerumunan orang seperti bergembira mabuk di nirwana dengan bendera Perancis yang melambai di mana-mana. Nampaknya dia sedang menonton perayaan ini di televisi sebelum aku mengetok pintunya.

Mengetahui bahwa dia adalah penggemar sepakbola yang kental, aku lalu berkata kepadanya:
“Selamat atas kemenangan Perancis di World Cup untuk kedua kalinya, anda pasti sangat bergembira.”

Matanya yang besar bersinar dan dia tersenyum lebar:
“Saya memang sangat bangga kepada mereka. Saya bisa melihat perencanaan yang teliti, kerja keras, disiplin yang ketat dan kecermelangan penembak muda Kylian Mbappé, penyerang tengah Paul Pogba yang gesit dan pertahanan yang tanpa menyerah dari N’Golo Kanté, Raphaël Varane dan Samuel Umtiti. Kerja sama tim yang bagus, sepak bola memang mengenai hal itu.  Dan juga seperti yang disebut Deschamps pelatih mereka: “Kami tidaklah bermain dengan luarbiasa tapi menunjukkan kualitas mental, dan mencetak empat gol bagaimanapun juga.” Pertandingan yang bagus.”

Aku berkata:
“Saya mendegar akan begitu bersemangatnya akan sepakbola, suatu saat anda pernah ditanya pilih sepakbola atau teater, jawaban anda adalah pastilah sepakbola tanpa ragu-ragu.”

Albert:
“Ya memang waktu saya masih muda saya bermain sebagai penjaga gawang untuk Racing University of Algiers, kami memenangkan African Champion Cup di saat itu. Saya belajar dari sepakbola tentang rasa kerjasama tim, kebersaudaraan dan kepentingan bersama,  ini adalah cara belajar yang bagus. Setelah beberapa lama setelah banyak yang saya lihat, pengetahuan saya secara pasti tentang moralitas dan tugas hidup manusia saya dapatkan dari olahraga ini.”

Aku berkata:
“ Percakapan yang bagus, Albert, saya bisa merasakan semangat yang tinggi dan keterlibatan anda akan sepakbola, penghargaan anda yang mendalam akan sepakbola, yang sangat kontras dengan rasa kekosongan, keterasingan, ketakperdulian di dalam hampir semua novel yang anda tulis. Sebagai contohnya bertolak belakang dengan rasa kegembiraan kemenangan anda atas World Cup, coba dengar apa yang anda tulis di pembukaan The Stranger yang menjadi salah satu pembukaan yang paling terkenal di dunia sastra : “Ibu meninggal hari ini, atau mungkin kemarin, aku tidak tahu.”

Albert:
“ Saya banyak meluangkan waktu di saat musim panas di pantai populer Les Sablettes di Algeria. Saya hidup melarat di masa kecil namun juga dengan semacam kesenangan lahiriah, dengan berenang, sinar matahari, pasir dan sepakbola. Saya lelaki Mediterranean, dengan badan sehat yang menyembah keindahan dan badan seperti orang Yunani kuno. Saya berada di antara kesengsaraan dan sinar matahari. Kesengsaraan menghentikan saya akan kepercayaan akan bahwa semua baik adanya di bawah matahari, dan akan sejarah; matahari mengajari saya bahwa sejarah bukanlah segalanya.  Kebersemangatan masa belasan tahun hidup saya terputus, ketika pada umur 17 tahun, dokter-dokter mendiagnosa TBC. Selalu bernapas pendek, saya terpaksa meninggalkan karir sepakbola yang cerah, dan akan terus menderita akan kambuhnya penyakit ini seumur hidup saya.

Pada umur 27 tahun saya meninggalkan Algeria setelah kehilangan pekerjaan ketika koran Alger républicain berhenti beroperasi. Saya mendapatkan pekerjaan di koran Paris-Soir yang membayar tiga ribu francs per bulan untuk bekerja lima jam per hari kerja, dalam pengaturan kerja yang terasa asing. Pekerjaan saya di koran ini tidaklah menarik, saya ditugasi untuk menata halaman empat, mengatur kolom-kolom dan jenis huruf yang berantakan. Setelah bekerja di pagi hari maupun malam hari, saya akan kembali ke kamar hotel saya yang gelap di Montmartre. Suatu ketika, dari atas Montmartre saya melihat Paris seperti kabut raksasa di bawah curah hujan, sebuah kota yang terasa penuh sesak namun juga kosong, dimana di mana hati saya tidak bisa bersandar kemanapun. Saya selalu melihat Paris dengan pandangan mata orang asing.”

Aku berkata:
“Bagaimanapun di  dalam kamar hotel di Montmartre yang gelap itu anda menulis novel anda yang terkenal The Stranger, novel dengan pembukaan yang terkenal itu, tentang Meursault yang mengalami perasaan terpisah dari kenyataan yang membuatnya serasa orang asing di kota kelahirannya di Algeria. Cerita itu memiliki rasa absurdisme yang amat kental, perasaan terputus segenapnya dari orang-orang lain, tidak berdampak, terkucil dan hilangnya makna hidup. Apakah makna absurdisme bagi anda?”

Albert:
 “Pada hari prosesi pemakaman ibunya di Marengo, perasaan yang paling intens yang dialaminya adalah teriknya matahari, silaunya langit yang tak tertahankan, yang membuatnya merasa pembuluh darah nya berdebar di keningnya.  Pemakaman ibunya sendiri tidak memberi suatu makna apapun baginya, dia tidak menangis, dia tidak peduli untuk melihat tubuh ibunya di dalam peti untuk terakhir kalinya.

Perjalanan kembalinya ke Algeria setelah pemakaman terasa bagaikan melegakan baginya. Setelah sampai dia memutuskan untuk pergi berenang dan bertemu Marie Cardona di kolam renang, lalu mereka berenang bersama, di sore hari mereka menonton filem komedi dari Fernadel dan bercinta di tempat tidur di malam harinya.

Bagaimanapun,  di keesokan sorenya dari balkoninya ia berkata: “Sebuah hari Minggu lagi yang berlalu, ibu dikuburkan, besork kembali bekerja, dan, benar-benar, tidak ada satu hal pun yang berubah.”

Aku berkata:
“Pandangan “Mediterranean” ini yang menjangkar pandangan anda kepada tempat di mana anda dibesarkan dan untuk membangkitkan rasa harmonis dan penghargaan akan kehidupan lahiriah.
Badan yang kecokelatan karena matahari menikmati pantai-pantai dan sinar matahri Algeria, berenang, bermain sepakbola, minum-minum dan gadis-gadis. Berlawanan dengan kehidupan Algeria yang penuh sinar matahari, Meursault berkata tentang Paris: “sebuah kota yang rada kotor, menurut saya. Banyak burung-burung dara dan halaman rumah yang gelap. Dan manusianya memiliki muka yang tercuci bersih, wajah yang putih.”

Namun matahari yang panas terik yang sama seperti pada hari pemakaman ibunya, yang memberinya rasa sakit di keningnya, dan yang membuat semua pembuluh darahnya berdebar di bawah kulitnya, cahaya matahari yang bersilau yang sama dan panas teriknya matahari yang sama yang menyebabkannya menembak mati seorang Arab, tidak ada alasan lain selain silaunya cahaya matahari yang meletihkan dan panas teriknya matahari.

Cerita ini menyarankan bahwa meskipun Meursault menikmati kehidupan di bawah sinar matahari Mediterranean, di sisi lain cahaya matahari yang membutakan menyebakannya tidak dapat memberi makna akan pemakaman ibunya, dan panas terik matahari yang sama, bukan sebab lain, yang membuatnya menembak mati seorang Arab.

Inikah alasan mengapa anda memberi judul novel ini The Stranger, hidup secara intens kehidupan Mediterranean, menikmati matahari, badan kecokelatan telanjang di pantai-pantai, gadis-gadis menari dengan berkeringat, namun terputus, tak peduli dan terkucilkan dari kehidupannya?”

Albert, mengutip novelnya The Fall:
“Saya ada di sini tanpa berada di sini: Saya absen pada saat ketika saya mengambil hampir seluruh ruang. Saya tidak pernah benar-benar tulus dan antusias kecuali ketika saya dulu menikmati olah raga, dan di dalam ketentaraan, ketika saya dulu bermain sandiwara untuk menghibur diri kami sendiri. Dalam kedua hal itu ada aturan main, yang tidak serius namun yang kami nikmati seakan-akan serius. Sampai sekarangpun, pada pertandingan hari Minggu di stadion yang penuh sesak, dan di dalam teater, yang saya cintai dengan penuh gairah, di situlah di kedua tempat itu saja di dunia, saya merasa murni.

Namun siapa yang bisa menganggap tingkah laku demikian adalah sah di hadapan cinta, kematian dan penghasilan orang miskin? Namun apa yang bisa kita perbuat? Saya bisa membayangkan cinta Isolde hanya di dalam novel atau di atas panggung. Kadang kala orang di tempat tidur kematiannya seakan meyakinkan saya akan peranan mereka. Kalimat –kalimat yang diucapkan oleh klien-klien saya yang malang selalu memberi kesan akan pola yang sama. Sehingga, hidup di antara manusia tanpa memperhatikan kepentingan mereka, saya tidak dapat mempercayai komitmen-komitmen yang saya buat. Saya cukup sopan dan malas untuk hidup sesuai dengan apa yang diharapkan dari profesi saya, keluarga saya atau kehidupan bermasyarakat saya, namun setiap saat dengan sejenis rasa acuh yang menodai segalanya.”

Aku berkata:
“ Dalam pentutupan The Stranger, Mersault yang menghadapi hukuman mati dengan guillotine mengakui bahwa eksistensi tidak bermakna, namun ia sekarang bersuka cita menikmati rasa sebagai orang hidup.”

Albert, mengutip Meursault:
“ Dan saya, juga, merasa siap untuk mengulangi kehidupan dari awal. Hal itu seakan-akan rasa marah yang meluap-luap telah mencuci bersih diri saya, mengosongkan saya akan harapan, dan, menerawang ke langit yang gelap yang disinari dengan tanda-tanda dan bintang-bintang, untuk pertama kalinya, pertama kali, saya membuka hati saya akan ketidaperdulian yang jinak dari alam semesta.  Untuk merasakan sebagai diri saya sendiri, memang, sangat bersahabat, membuat saya sadar bahwa saya berbahagia, dan saya masih bahagia. Untuk meraih segalanya, bagi saya agar tidak terlalu merasa kesepian, hal yang masih bisa diharapkan adalah bahwa pada hari pemacungan saya akan ada banyak penonton yang menyambut saya dengan lolongan: pancung dia.”

TAMAT
Ini adalah wawancara imajiner mengenang Alber Camus.


Rabu, 01 Agustus 2018

Huangdao, di Taman Ding Jia He


Taman Ding Jia He yang terletak di depan gedung pemerintah Huangdao adalah refleksi dari penerapan prinsip-prinsip Feng Shui yang merupakan seni tradisional Cina untuk menentukan peletakan obyek-obyek untuk menonjolkan keseimbangan alamiah yin/yang.

Feng Shui yang secara harafiah berarti “angin” dan “air” menekankan orientasi geografis secara umum, seperti hubungan dengan gunung disekitarnya atau kelompok air. Prinsip-prinsip Feng Shui berhubungan dengan aliran enerji di alam. Orientasi bangunan yang ideal adalah menghadap ke laut atau sungai dengan gunung di belakangnya, yang juga memberi pemandangan terbaik dan tiupan angin yang sejuk.

Taman Ding Jia He yang indah dengan aliran sungai dan angin sejuk memang memberi perasaan akan aliran enerji alam terhadap Gedung Pemerintahan itu.

Disain Taman Ding Jia he, yang mencerminkan seni disain pertamanan Cina, bertumpu pada percampuran yang teliti antara alam dengan obyek buatan manusia. Keseimbangan yang serasi dari ke-empat elemen Feng Shui untuk menciptakan lingkungan yang harmonis di mana enerji yin dan yang saling melengkapi dan saling menonjolkan menghasilkan pengalaman sensual dan spiritual bagi pengunjung.

Ke-empat elemen Feng Shui yang diterapkan di dalam disain pertamanan tradisional Cina adalah:

Air – merupakan pencerminan enerji Yin (sejuk, halus) yang merupakan pulsa kehidupan taman itu.

Batu- mengimbangi enerji Yin dari air, batu-batu mencerminkan pegunungan dan energi Yang (hangat, keras).

Tanaman – merupakan simbol kualitas kemanusiaan seperti ketangguhan (cemara), fleksibilitas (bambu) dan kemurnian (lotus) dimasukkan ke dalam disain pertamanan tradisional Cina melalui seleksi tanaman yang teliti.

Arsitektur – pengaturan bangunan-bangunan di dalam pertamanan tradisional Cina dalam menciptakan ruang-ruang untuk menonjolkan disain taman itu, tanamannya dan pemandangan indah.

Kita bisa melihat ke-empat elemen tersebut di taman Ding Jia He dan menikmati keindahannnya terutama di musim semi dan panas. Taman ini adalah salah satu taman yang paling bagus di Huangdao. Huangdao yang berarti “pulau kuning” adalah salah satu distrik dari Qingdao, provinsi Shandong, China.


TAMAT