Rabu, 26 Februari 2025

Nikko, di Kuil Toshogu

 

Dari balik jendela bus yang kami tumpangi kami bisa melihat pemandangan pegunungan yang memesonakan. Saat ini baru mulainya musim panas, daun-daun dan rumput hijau kelihatan muda dan segar, menghampar di pegunungan. Sang pemandu wisata berkata bahwa di musim gugur pemandangannya lebih indah lagi, daun-daun memerah dan menguning keemasan sebelum mereka gugur, memberi panorama yang mengagumkan sepanjang perjalanan. Kami hanya bisa membayangkannya, dari foto-foto yang pernah kami lihat, dengan impian agar suatu saat bisa menikmati pemandangan aslinya di musim gugur. Tentunya musim gugur ini adalah musim wisata yang paling sibuk, para wisatawan, dalam negeri maupun luar negeri, sudah jauh hari sebelumnya merencanakan perjalanan mereka ke sini.

Kami berada dalam perjalanan dari Tokyo ke pegunungan Nikko. Nikko adalah tempat bersejarah dengan pemandangan indah pegunungan di Utara Tokyo. Keberadaan tempat-tempat bersejarah yang terletak di lereng pegunungan, dilengkapi dengan pesona pedesaannya, mengilhami pepatah yang berbunyi: “ Jangan pernah berkata kekko sampai anda melihat Nikko”, artinya kalau anda ke Jepang, jangan pernah puas sebelum anda melihat Nikko.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Kuil Toshugu, sebuah kuil yang dibangun untuk mengabadikan Tokugawa Ieyasu. Nama kuil mengacu pada Tosho Daigongen, yang berarti 'Cahaya Dewa Agung dari Timur', nama kehormatan yang diberikan kepada Tokugawa Ieyasu setelah kematiannya.  Dia adalah pemimpin samurai besar yang memimpin dan menyatukan Jepang pada abad ke-17. Ia mendirikan Keshogunan Tokugawa yang memerintah selama lebih dari 250 tahun, menjadikannya tokoh samurai terkemuka dalam sejarah Jepang. Seperti pemimpin Jepang lainnya, rohnya dianggap suci dan kuil ini dibangun untuk menampung rohnya, menurut kepercayaan Shinto. Oleh karena itu, kuil ini sarat akan nilai sejarah dan sangat sakral karena kuil ini merupakan tempat pemakaman dan tempat tinggal roh Tokugawa Ieyasu.

Dari pintu masuk ke kuil belakang, Toshogu dihubungkan melalui satu jalan yang cukup lebar dan menanjak. Di ujung jalan, ada sebuah Gerbang besar, yang disebut Torri (Ishidorii). Torri yang terbuat dari batu itu menandai pintu masuk ke Kuil Toshogu, yang menurut kepercayaan Shinto melambangkan pintu masuk ke tempat suci.

Biasanya, Kuil Shinto dibuat sederhana dengan mempertimbangkan keharmonisan dengan alam sekitarnya, mengundang pengunjung memanjatkan doa-doa dan persembahan di kuil ini. Tidak demikian halnya dengan Kuil Toshogu. Kuil ini adalah perpaduan antara Kuil Shinto dan Kuil Buddha, membuat kuil ini berdimensi megah. Kesederhanaan sama sekali tidak menjadi pertimbangan, bangunan-bangunannya malah kaya dengan ornamen dengan berbagai warna, termasuk hiasan daun-daunan emas, yang bisa membuat tercengang pengunjung yang mengamatinya.

TAMAT

Sumber:

https://www.kanpai-japan.com/nikko/toshogu