![]() |
Photo: Wikimedia |
Aku duduk dengan Leonardo di suatu siang yang benderang di sebuah kafe di Milan, di Piazza Mercanti. Piazza itu berasal dari abad ke 12 dan ke 13 dan merupakan pusat komersil kota Milan.
Dapat dibayangkan
dulunya berbagai pedagang, seperti tukang roti, pematung dan penjahit
menjalankan bisnisnya di sini.
Leonardo, seperti
biasanya berdandan dengan gaya dandy dan dengan aroma parfum, mengenakan tunik
merah jambu. Dia nampaknya nyaman dengan dirinya sendiri, menghirup
cappuccino-nya.
Aku berkata:
“Hal pertama yang
orang-orang ingin ketahui adalah tentang lukisan Mona Lisa. Orang-orang tidak
tahu siapa dia, siapakah dia sebenarnya?”
Leonardo:
“Dia adalah Lisa, seorang wanita kelahiran Florence yang kawin di umur belasan tahun dengan seorang pedagang kain dan sutera, yang kemudian menjadi pegawai pemerintah, dia adalah ibu lima anak dan hidup sebagai kelas menengah biasa yang nyaman. Anda bisa lihat pakaiannya rada sederhana dan biasa dan gaunnya, syal yang melingkari lehernya tidak menunjukkan kedudukan ningratnya.”
Aku berkata:
“Mona Lisa sangat
terkenal oleh senyumannya. Namun ada orang yang melihat senyuman samarnya
sebagai senyum sedih.”
Leonardo:
“Saya melukisnya dengan
teknik “sfumato” yang kalau diterjemahkan berarti ‘tanpa garis atau batas,
seperti sifat asap.’ Dengan teknik ini saya tidak memakai outline, tapi dengan
menggunakan perbedaan nada dan bayangan cat untuk menciptakan ilusi cahaya dan
bayangan. Mulai dari warna yang gelap saya membangun ilusi karakteristik 3
dimensi mengunakan lapisan-lapisan tipis yang semi transparan. Gunakan bayangan
yang lebih gelap untuk menonjolkan suatu elemen dan pinggiran sebuah subyek.”
Aku berkata:
“Mungkin karena teknik
sfumato ini menjadikan kedua matanya dan mulutnya sebagai elemen yang menonjol.
Ketika pemirsa melihat kedua matanya, mulutnya jatuh ke dalam lingkup pinggiran
pandangan mata sehingga penampakan mulutnya tidak terlalu jelas, ditambah
dengan bayangan kabur di tulang pipinya membuat mulutnya seperti tersenyum.
Namun ketika pemirsa memfokuskan pandangan ke mulutnya, senyumnya menghilang,
seakan-akan mulutnya tidak bermaksud untuk tersenyum.”
Leonardo:
“Barangkali karena itu
sementara orang melihat senyumnya seperti senyum sedih.”
Aku berkata:
“Selain lukisan, anda
juga terkenal dengan ide-ide anda tentang engineering, anatomi, geometri, dan
pemahaman ilmiah akan keadaan alam.
Anda suatu saat
menghadiahi Raja Francois dari Perancis dengan sebuah robot singa dari koleksi
anda. Singa robot itu adalah hasil engineering yang mengagumkan, kepalanya bisa
bergerak, ekornya bisa bergoyang dan bisa membuka gerahamnya. Ketika Francois
diminta untuk menyentuh singa itu dengan pedangnya, badan singa itu terbuka dan
memperlihatkan banyak bunga lili.”
Leonardo, berbicara agak bangga:
“Saya juga bilang ke
Ludovico Sforza, the Duke of Milan, bahwa saya bisa berbagi rahasia senjata
perang penemuan saya, saya bisa membangun jembatan-jembatan yang sangat ringan
dan kuat yang mudah dipindahkan untuk mengejar dan mengalahkan musuh-musuh….
Saya juga bisa membuat sejenis kanon yang ringan dan mudah dipindahkan, yang
dengannya bisa menyemprotkan batu-batu kecil bak hujan…. Saya bisa membuat
tanpa banyak ribut menuju ke titik manapun lorong-lorong bawah tanah- baik
lurus maupun melengkung- kalau perlu lewat di bawah saluran air atau sungai…..
Saya bisa bikin kendaraan lapis baja untuk mengangkut artileri, yang bisa
menembus pertahanan musuh yang paling berlapis. Dalam masa damai, saya percaya
saya bisa memberi anda suatu kepuasan bagi semua orang di dunia konstruksi,
baik umum maupun pribadi, dan dalam mengalirkan air dari satu tempat ke tempat
lain. Saya juga bisa membuat patung dari tembaga, marmer atau tanah liat. Dan,
dalam melukis, saya bisa membuat sebaik siapapun dia.”
Aku berkata:
“Bravo, namun anda juga
dikenal sebagai pelukis yang lambat kerjanya dan terkenal suka meninggalkan
pekerjaan anda tak terselesaikan seperti misalnya “Perawan Maria dengan anak
dan Santa Anna ”, “Santo Jeremias di hutan belantara”, “ Pemujaan Magi” dan
Kuda Tembaga yang ditugaskan oleh Ludovico Sforza. Reputasi anda untuk tidak
menyelesaikan pekerjaan anda berarti anda tidak lagi mendapat tugas-tugas yang
besar.”
Leonardo:
“ Detail-detail membuat
kesempurnaan, dan kesempurnaan bukanlah suatu detail. Contohnya, dari pengalaman menunjukkan kita bahwa langit
pastilah memiliki kegelapan di luarnya namun langit selalu tampil biru. Kalau
anda mebuat sejumlah kecil asap dari kayu kering dan sinar matahari jatuh ke
asap itu, dan kalau anda meletakkan di
belakang asap itu selembar kain beludru hitam yang tidak memantulkan cahaya
matahari, anda akan melihat bahwa semua asap yang berada di antara mata dan
kain hitam itu akan nampak sebagai warna biru yang indah. Dan kalau bukannya
kain hitam melainkan anda meletakkan asap kain putih, yaitu asap yang terlalu
tebal, ia akan menghalangi, dan kalau asap nya terlalu tipis tidak akan,
menghasilkan warna biru yang indah itu.”
Aku berkata:
“Anda nampaknya sangat
mencintai alam. Lukisan Mona Lisa memiliki latar belakang pemandangan alam yang
alami, ada jalan meliuk dan sebuah jembatan. Pemandangannya nampak liar dan ada
daerah berbatuan yang tidak berpenghuni dan air yang terbentang ke horison,
segaris dengan mata Mona Lisa.”
Leonardo:
“Tidak ada satu hal
yang berasal dari satu tempat yang tidak ada mahluk, tanaman dan kehidupan
rasional; bulu tumbuh pada burung dan akan berganti tiap tahunnya; rambut
tumbuh pada hewan dan berganti tiap tahunnya, kecuali beberapa bagian, seperti juga
halnya rambut janggut singa, kucing dan sebagainya. Rumput tumbuh di sawah, dan
daun tumbuh di pohon, dan setiap tahun sebagian besarnya, berganti. Jadi kita
bisa mengatakan bahwa bumi memiliki semangat untuk bertumbuh; bahwa dagingnya
adalah tanah, tulang-tulangnya adalah tataran dan rangkaian batuan yang
membentuk gunung, sumsumnya adalah batuan kapur, dan darahnya adalah curahan
air. Genangan darah di sekitar jantung adalah lautan, dan napasnya, dan percepatan
atau perlambatan denyut darah di dalam nadi, diwakili di bumi oleh aliran dan
pusaran laut; dan hangatnya semangat dunia adalah api yang menjelajahi bumi,
dan tempat bertengger mahluk vegetatif adalah dalam api, yang di berbagai
tempat di bumi disemburkan ke dalam kolam dan sumber sulfur, dan guning berapi,
seperti pada Gunung Aetna di Sicilia, dan banyak tempat lainnya.”
Aku berkata:
“Anda juga dikenal
sebagai sangat menyayangi binatang, anda bahkan mempertanyakan moralitas
memakan binatang ketika itu tidak dibutuhkan bagi kesehatan. Sekedar ide yang
memperbolehkan adanya penderitaan yang tidak perlu, bahkan mencabut nyawa,
adalah menjijikkan bagi anda. Giorgio Vasari bercerita kepada kami bagaimana di
Florence ketika anda melewati tempat penjualan burung anda sering mengambil
mereka dari kandang dengan tangan anda sendiri, dan setelah membayar anda
melepaskan burung-burung itu ke udara, memberikan kembali kebebasan
mereka.”
Leonardo, wajahnya
berseri:
“Selain itu saya juga berpikir tentang bagaimana membuat pesawat terbang dengan mempelajari pergerakan dan konfigurasi sayap burung. Apakah perbedaan tekanan udara di atas dan di bawah sayap burung, dan bagaiman pengetahuan ini bisa membuat manusia membuat pesawat terbang? Pesawat terbang haruslah meniru kelelawar saja, karena kerangkanya yang dengan keterpaduannya memberi senjata, atau kekuatan kepada sayap-sayapnya.
Kalau anda meniru sayap burung berbulu, anda akan menemukan struktur yang jauh lebih kuat, karna sayapnya permeabel; yaitu, bulu-bulunya merenggang and udara menembus memlaluinya. Namun kelelawar dibantu oleh kerangka yang menghubungkan semuanya dan tidaklah permeabel.”
Aku berkata:
“Perjamuan Akhir
dilukis ratusan kali, dalam arti harafiah, sepanjang sejarah seni, oleh
berbagai seniman dalam berbagai gaya. Perjamuan Akhir anda nampak lebih alamiah
dan dinamis dari yang lainnya. Yudas terangkum dalam kelompok, dan bukannya
dipisahkan, dan orang-orangnya terlibat dalam interaksi yang hidup.”
Leonardo:
“Lukisan itu adalah
saat Yesus berkata “Salah seorang dari kamu akan mengkhianati saya……..”
Lukisan itu menunjukkan
rasa kasih, ketercengangan, dan kemarahan, atau lebih tepatnya kesedihan, atas
gagalnya para raul untuk mengerti apa maksud Yesus.
Bartolomeus yang
sehabis minum meletakkan gelasnya di situ dan menoleh ke Yesus.
Yakobus, melambaikan
menekuk jari-jari tangannya bersamaan menoleh dengan alis mengkerut ke Andreas.
Dan Andreas, dengan
kedua tapak tangannya terbuka, mengangkat bahunya sampai ke telinga dengan
mulut tertegun.
Thomas maju dengan
mengangkat jarinya seakan meminta Yesus menerangkan lebih jelas.
Petrus berbicara ke
telinga Yohanes dan selagi Yohanes mendengarnya, Petrus menggenggam pisau di
tangannya.
Yudas menggenggam
sebuah kantong kecil berisi 30 mata uang perak yang didapatkannya untuk
pembayaran pengkhianatan kepada Yesus dan menggulingkan pot garam- sebuah
simbol lain untuk pengkhianatan.
Filipus bertanya: “Guru, apakah itu saya?” Yesus menjawab, “Dia yang mencelupkan tangannya bersama saya ke dalam pinggan, dialah yang akan mengkhianati saya.” Kita melihat Yesus dan Yudas bersama-sama meraih ke suatu pinggan yang berada di antara mereka, walaupun Yudas menarik kembali tangannya membela diri.”
Aku berkata:
“Terimakasih Leonardo untuk perbincangan ini, saya melihat bahwa anda akan diingat sejarah sebagai “Teladan manusia Renaissance.”
sangat menarik dan lengkap seputar leonardo da vinci
BalasHapusTerima kasih ya...
HapusDa vinci Pelukis yg tidak akan pernah padam dimakan waktu ...
BalasHapus