Nara adalah ibukota daerah Nara yang terletak di daerah Kansai, Jepang. Nara pernah menjadi ibukota Jepang dari tahun 710 ke 794, sehingga periode ini dinamai periode Nara.
Todai-ji atau Kuil Timur Agung, yang terletak di kota Nara, adalah sebuah kompleks kuil Buddhis yang dulunya merupakan salah satu dari Tujuh Kuil Agung yang berkuasa. Todai-ji adalah kompleks bangunan-bangunan yang mencakup bangunan kayu yang terbesar di dunia, yang ruang utamanya diisi patung tembaga Buddha yang kolosal.
Pengaruh Buddhisme berkembang di era Nara selagi
pemerintahan Kaisar Shomu dan permaisurinya Komyo yang menggabungkan doktrin
Buddhis dengan kebijaksanaan politik – mempromosikan Buddhism sebagai pelindung
utama Negara.
Di tahun 741, menurut laporan diperintahkan oleh keinginan
sang Permaisuri, Kaisar Shomu memerintahkan semua kuil–kuil dan biara-biara
untuk dibangun di seluruh 66 propinsi Jepang dibawah pengawasan kerajaan baru
Todai-ji yang akan dibangun di ibukota Nara.
Kuil Todai-ji yang luas dibangun sebagai simbol kekuasaan
kerajaan, dan dibutuhkan lebih dari 15 tahun untuk menyelesaikannya dengan
biaya besar. Motif kaisar Shomu untuk membangun Kuil Todai-ji dalam skala
demikian besar nampaknya merupakan gabungan antara yang spritual dan yang
pragmatis: dalam usahanya mempersatukan berbagai kelompok di Jepang dan di
bawah pemerintahan sentralistisnya, Kaisar Shomu juga mempromosikan kesatuan
spriritual.
Todai-ji kemudian akan menjadi kuil utama dari sistem
biara-biara dan menjadi pusat dari ritual nasional. Pembangunannya mengumpulkan
tenaga ahli bangunan di Jepang dengan teknologi mutakhir. Bangunan itu
adalah arsitektur untuk mengagumkan orang-orang – mempertunjukkan kekuasaan,
prestise dan kealiman kerajaan Jepang.
Di tengah kuil Buddhis ini, anda akan menumukan patung
Buddha Agung yang terbesar, atau Daibutsu, terbuat dari tembaga. Tinggi patung
ini 15 meter dan beratnya 500 ton.
Sang Buddha duduk bersila dengan tapak tangan kanan terjulur
ke muka. Sikap ini berarti “ jangan takut” dan “ pengalihan rasa cemburu dan
iri” menjadi kebijaksanaan menyeluruh.
Menjangan, yang dianggap juru bicara dewa-dewa dalam agama
Shinto, berkeliaran dengan bebasnya di lapangan. Menurut legenda seorang dewa
mitologis, Takemikazuchi, turun ke Nara dengan menjangan putih untuk melindungi
ibukota Heijokyo.
Menjangan-menjangan yang berada di Nara adalah menjangan
Sika atau menjangan bertotol yang juga dikenal sebagai menjangan menunduk
karena sering kali menundukkan kepalanya ketika diberi makanan.
Anda akan menemukan banyak menjangan di sini dan anda dapat
memberinya makanan, namun anda perlu membeli makanannya dulu.
Sumber: Wikimedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar