“Tidak ada dunia di luar tembok Verona,
Hanya api pencucian, siksaan, dan neraka itu sendiri.
Sehingga- dikucilkan adalaha dikucilkan dari dunia,
Dan pengucilan dunia adalah kematian.”
Begitulah kata-kata Romeo tentang Verona, di dalam drama
Romeo dan Juliet dari Shakespeare.
Dia memilih mati daripada dikucilkan dan meninggalkan
Verona. Karena di dalam tembok Verona tinggallah Juliet, kekasih hidupnya, bagi
Romeo hidup tanpa Juliet adalah seperti
kematian. Begitulah tema drama ini, tentang cinta dan kematian.
Masa sekarang, kota ini masih dianggap sebagai kota tempat
tinggal Romeo dan Juliet, Verona adalah panggung drama tragedi yang terkenal
itu. Lokasi yang paling terkenal di kota ini adalah Casa di Giulietta, atau Rumah
Juliet, yang terletak di Via Capello. Alkisah, inilah rumah keluarga Capulet,
keluarganya Juliet. Di sinilah konon Juliet tinggal, dan sekarang menjadi
museum yang didedikasikan buat Juliet. Di dalamnya terdapat perabotan yang khas
keluarga ningrat abad ke 14, yang juga dilengkapi dengan bermacam benda keramik
abad pertengahan.
Dari halaman tengah, kita dapat melihat balkoni yang
terkenal di dunia- balkoninya Juliet. Di
balkoni kecil ini lah Juliet berdiri ketika Romeo menyatakan cintanya. Balkoni
ini juga tempat Romeo dan Juliet merencanakan kejadian-kejadian yang berujung
kepada kematian tragis keduanya. Di halaman tengah ini, tembok-tembok
diseliputi surat-surat cinta, ditulis dalam berbagai bahasa oleh pengunjung
dari berbagai jurusan di dunia. Mereka percaya bahwa jika mereka menulis di
sini, hal itu akan membawa keberuntungan dan cinta mereka akan kekal.
Namun, hidup Romeo dan Juliet sendiri dimendungi oleh nasib
buruk. Dari pembukaan drama itu telah dikatakan bahwa mereka akan mati, Romeo
dan Juliet telah terjebak dalam nasib. Seandainya Romeo tidak ketemu Benvolio
pada hari pesta dansa keluarga Capulet, Romeo tidak akan bertemu dengan
Juliet. Seandanya suruhan biarawan
Lawrence ke Romeo tidak ditangkap, orang ini yang akan menjelaskan rencana Juliet
pura-pura mati, Romeo bisa menerima
pesan ini. Dan seandainya Romeo sampai beberapa saat sebelum Juliet bangun,
Romeo tak akan mengakhiri hidupnya sendiri.
Adalah nasib buruk yang membimbing ke akhir drama menuju tragedi dan
kemuraman. Akan tetapi, adalah gairah
cinta mereka yang berapi-api yang mebuat cinta mereka kekal.
Di tengah halaman tengah berdiri sebuang patung tembaga dari
Juliet yang jelita dan setia, dari Nereo Constatini. Menurut legenda, menyentuh
buah dada Juliet yang sebelah kanan akan membawa nasib baik dalam percintaan.
Namun, elusan sayang itu membawa nasib buruk bagi patung itu. Elusan yang berulang-ulang oleh para turis,
pengantin baru, anak-anak sekolah,
pasangan, menyebabkan lubang besar di buah dada kanan patung itu, pergelangan
dan lengan, dan lubang itu makin melebar. Banyak orang yang penasaran
menyelipkan surat –surat cinta dan kunci gembok melalui celah-celah di lengan
dan buah dada patung tersebut, dengan harapan akan nasib baik dalam percintaan.
Patung asli sekarang sudah di pindahkan, diperbaiki dan diletakan di dalam
rumah Juliet di tahun 2014, untuk melindunginya dari kerusakan. Sekarang sebuah
replika ditempatkan kembali di halaman tengah rumah Juliet.
Demikianlah Verona, sebuah kota di pinggir sungai Adige di
Veneto, menjadi Kota Cinta, yang mengabadikan sebuah mitos dan lambat laun
hidup kembali di tengah lapangan-lapangan abad pertengahan, melalui gang-gang dan
hlaman tengah yang kelam. Di sini mudahlah berfantasi tentang cinta, peranan,
karakter dan kejadian dari drama tersebut.
Mitos Romeo dan Juliet adalah jejak dari sebuah mimpi. Cinta adalah tema
utama drama ini. Bedasarkan tema ini Verona Tourist Office menulis: ‘Se Ami
Qualcuno Portarlo a Verona’ yang berarti : ‘Kalau anda mencintai seseorang maka
bawalah mereka ke Verona.’
TAMAT
artikel kota verona ini sangat informatif...
BalasHapus