Cari Blog Ini

Sabtu, 06 Maret 2021

Paris, di Pameran Alexander Calder

 

Saya tidak mengetahui tentang Alexander Calder sampai ketika saya melihat pamerannya di  Musée Picasso di Paris, karya seninya dipamerkan bersama karya Picasso. Alexander Calder dikenal sebagai penemu patung dari kawat dan juga karya seni yang bergerak, sejenis seni kinetis yang tergantung kepada perhitungan berat yang cermat untuk mendapatkan keseimbangan dan suspensi di udara. Ia tidak membatasi karya seninya dalam patung; ia juga membuat lukisan, perhiasan permata, panggung teater dan kostum.

 Salah satu karya penting Alexander Calder adalah  karya monumental "Floating Clouds" (1952-1953) di Aula Magna (Central University of Venezuela) dari University City of Caracas di Venezuela. Karya ini termasuk dalam Unesco World Heritage Site. Awan-wan karya Calder dirancang khusus untuk menggabungkan seni dengan teknologi, yang membuat auditorium ini salah satu dari 5 auditorium universitas di dunia dengan kualitas suara terbaik.


Photo: Wikimedia


Ketika ia tinggal di Perancis dari tahun 1926 sampai 1933, ia dengan cermat membangun karya seni tiga dimensi menggunakan kawat yang memberi kesan seperti ‘lukisan dalam ruangan’, ia membuat representasi yang menarik dari burung, sapi, gajah, kuda dan hewan lainnya, termasuk karya luar biasa Romulus dan Remus di tahun 1928 yang menggambarkan mitologi pencipta Roma sedang disusui serigala betina. 

Ia juga menciptakan tableau para pemain sirkus, tapi Alexander Calder secara khusus merekomendasikan sendiri karya potret seluruh tubuh yang sensasional dari Josephine Baker penari di era jazz dan potret setengah badan dari banyak teman-teman seniman Paris, seperti Miso, penggubah lagu Edgard Varèse, dan  sosialita Kiki de Montparnasse.


Photo: Wikimedia

Dengan energi yang tampak tak habis-habisnya, Alexander Calder memperluas jenis-jenis karya bergeraknya dari bentuk bola ke bentuk cakram ke bentuk organis dari tumbuhan dan hewan. Perang Dunia II menyebabkan  kekurangan bahan dari lembaran logam, dan ia lalu beralih ke potongan-potongan dari kayu, pecahan gelas dan keramik, kaleng minuman dan barang-barang sisa lainnya yang dapat ia temukan di rumahnya di Roxbury, dan menciptakan rangkaian yang dijuluki ‘Constellations’ dan beberapa karya yang paling banyak disukai, termasuk Finny Fish, di tahun 1948.

 

TAMAT

 Sumber:  Wikipedia







1 komentar:

  1. Hai, saya Anthony dari Roadblog101. Sorry, baru liat komentarnya, trus coba ke sini. Lumayan informatif. Saya sendiri belum pernah mendengar tentang Calder dan baru tau lewat artikel ini. Tetap bersemangat dalam berkarya, ya!

    BalasHapus