![]() |
Photo: Wikimedia |
Aku
bertemu dengan Maria di belakang panggung opera Norma setelah pertunjukkan di
Milan Opera House. Wajahnya kelihatan cerah dan cantik memakai kostum diva-nya,
dengan senyum lebar berseri di wajahnya. Dia kelihatan puas dengan pertunjukkan
malam itu, dan melihat tepuk tangan penonton dan lemparan bunga yang dia
terima, nampaknya para penonton mencintainya.
Aku:
Selamat
ya Maria atas pertunjukkan anda yang indah, penonton nampaknya sangat mencintai
anda. Puaskah anda dengan penampilan anda malam ini?
Maria:
Saya
bahagia bahwa penonton menyukainya, saya lega mendengar sambutan penonton,
setelah bekerja keras mempersiapkan pertunjukkan ini. Semangat kami
terpacu mengetahui bahwa kerja keras kami disukai.
Tapi,
setelah setiap pertunjukkan saya akan berpikir tentang hal-hal yang dapat
dilakukan lebih baik, untuk membuatnya lebih baik di pertunjukkan selanjutnya
dan bagaimana membuatnya berbeda. Saya tidak pernah puas dengan pertunjukkan
saya dan selalu berusaha lebih baik di lain kali.
Aku:
Anda
dikenal sebagai perfeksionis, hal yang baru anda katakan itu sepertinya mengkonfirmasikan pendapat publik.
Maria:
Bagi
saya, seni musik adalah megah, dan saya tidak dapat melihatnya diperlakukan
secara sembrono. Kalau seni itu dihargai dan kalau para artisnya dihargai,
saya akan bekerja keras dan selalu memberikan yang terbaik.... Saya tidak ingin
dilibatkan dengan pertunjukan, selera, penampilan dan nyanyian yang kualitasnya
rendah.
Aku:
Tapi
orang yang bekerja dengan anda menganggap anda terlu sulit bekerja sama. Mereka
bilang anda temperamental, terlalu menuntut, kadang kala menolak untuk tampil,
dan bahkan membatalkan pertunjukkan.
Maria:
Saya
akan selalu menyulitkan sebagai mana mestinya untuk mendapatkan yang terbaik.
Saya pekerja keras, berkemauan untuk berlatih lebih dari biasanya, walaupun
kalau peran atau pertunjukkannya bukan baru. Saya seorang artis dan ingin
mencoba memberi pertunjukan terbaik kepada penonton, jadi saya ingin berlatih
lebih banyak dengan yang lain dalam waktu yang terbatas itu.
Aku:
Tapi,
anda menolak kontrak-kontrak dari Metropolitan Opera untuk Madame Butterly dari
Puccini dan Fidelio dari Beethoven.
Maria:
Apakah
anda tidak pernah menolak pekerjaan yang tak sesuai bagi anda? Saya kira pernah.
Bagi
saya, mustahil menyanyi sebagai Madame Butterfly, gadis Jepang 15 tahun, karena
waktu itu saya terlalu gemuk, hampir 100 kilo.
Kalau
Fidelio opera dinyanyikan dalam bahasa Inggeris itu adalah sangat janggal.
Orang tidak akan menanggapinya secara serius.
Selain
itu, saya tidak suka kontraknya, seperti kontrak bagi penyanyi pemula.
Aku:
Anda
bilang anda pernah terlalu gemuk. Bagaimana anda bisa begitu langsing dan
cantik sekarang? Apakah rahasia menurunkan berat badan dalam waktu singkat?
Maria:
Kesemuanya
murni didorong oleh kemauan gigih, ada yang bilang saya makan pasta jenis
tertentu, tapi itu tidak benar. Murni didorong oleh kemauan gigih.
Aku:
Memang benarlah anda seorang yang memiliki kemauan sangat gigih. Salah satu guru
anda, Maria Trivella bilang bahwa anda :” Seorang murid teladan. Fanatik, tak
berkompromi, penuh dedikasi dalam belajar dengan hati dan jiwa.... dalam 6
bulan, ia dapat menyanyikan aria-aria yang paling sulit dari opera dunia dengan
baik.”
Aku:
Tokoh
Norma yang baru saja anda lakoni juga adalah seorang perempuan dengan kemauan
gigih, berani dan bahkan pembalas dendam terhadap pengkhianatan
Maria,
matanya bersinar dan mulai bersenandung cuplikan
dari aria Norma yang terkenal “Casta Diva”:
Casta Diva, che inargenti Dewi
yang luhur, diliputi perak
queste sacre antiche piante, Tanaman purba yang suci ini,
a noi volgi il bel sembiante perlihatkan kami wajah anda yang indah
senza nube e senza vel tanpa
kabut dan cadar
Aku:
Selain
Norma, anda sepertinya juga suka melakoni Carmen, Medea, Tosca dan Violeta di
La traviata. Namun anda suka memerankan mereka sebagai wanita yang tangguh dan
bergairah yang menantang nasib tragis mereka, dan bukannya wanita lembut yang
terpuruk. Dengan cara anda mengekspresikannya, wantita-wanita itu menjadi
pahlawan tragedi cerita itu.
Maria:
Ini
hanyalah interpretasi, memanglah biasanya Floria Tosca diperankan sebagai
wanita lembut penurut yang didominasi oleh lelaki perkasa. Namun saya melihat bahwa ia dapat diperankan
sebagai wanita yang tangguh, galak dan tegas. Di aria terkenal “Vissi d’Arte”
dari opera itu, ia meratapi, mempertanyakan nasibnya, namun juga menjadi tegas, ia bernyanyi dari “ Saya hidup demi
seni, saya hidup demi cinta”, kemudian “Saya tidak pernah melukai seorangpun!”
Aku:
Salah
seorang wartawan menulis tentang peranan anda dalam Tosca: “konsepnya tentang
peran itu sangat menggetarkan. Segala kemapuannya digunakannya untuk menyentak.
Dia adalah wanita yang sedang jatuh cinta, seekor kucing harimau, seorang
wanita yang dirudung kecemburuan.... Ini adalah akting tingkat tinggi, tak
terlupakan.”
Bravo
Maria!
Maria:
Terimakasih
buat pujiannya. Seperti yang Floria Tosca bilang: "Vissi d' arte, vissi d'
amore" ("Saya hidup demi seni, saya hidup demi cinta").
Aku:
Di
dalam Medea, bakat akting anda yang segunung dan mungkin darah Yunani
merangsang anda dalam menginterpretasikan penderitaan puteri dari Colchis ini,
pertunjukan yang bersejarah buat Yunani, di teater purba di Epidaurus.
Mungkin
karena anda dapat menjiwai tragedi Yunani ini dengan pengalaman pribadi anda,
sehingga anda dapat memerankan Medea dengan begitu mendalam?
Maria:
Saya
sebenarnya seorang tanpa identitas. Dilahrkan dari orangtua Yunani, namun saya
tidak pernah merasa sepenuhnya Yunani. Saya dilahirkan di Amerika, namun saya
bukan orang amerika. Di perioda karir saya yang paling penting, saya hidup di
Itali. Dan sekarang saya menetap di Paris, namun itu tidak berarti saya merasa
Perancis. Lalu siapakah saya sesungguhnya? Apakah saya? Saya sendirian, selalu
sendiri.
Aku:
Apakah
tidak terduga bagi anda bahwa Onassis akan menikahi Jackie?
Maria:
Seperti yang semua orang tahu, tidak ada keraguan bahwa Onassis
dan saya jatuh cinta sangat dalam. Namun
karena suatu hal kami tidak jadi menikah, tapi kami tetap bersahabat baik.
Aku:
Apakah Onassis masih mencintai anda?
Maria :
Tanyakan saja kepadanya, namun mungkin dia sebenarnya tidak
mencintai opera......
Ceritanya bagus..
BalasHapusTerima kasih sudah mengunjungi blospot ini...
Hapus