Cari Blog Ini

Sabtu, 13 Oktober 2018

Beijing, di the Great Wall


Ada begitu  banyak hal-hal yang dibilang dan ditulis tentang  the Great Wall of China, yang mencerminkan keagungan tembok besar ini. Kemasyurannya ditumbuhkan oleh begitu banyaknya puisi, sastra rakyat, drama, filem dan cerita-cerita yang ditulis oleh para pemimpin, sastrawan, seniman dan penyair.

Bahkan penulis terkenal Franz Kafka menulis sebuah cerita pendek di tahun 1917 tentang the Great Wall. Dalam gayanya yang khas, dia mempertanyakan mengapa sang kaisar menitahkan pembangunan tembok besar itu, dan tembok itu dibangun untuk menangkal musuh yang mana, dan mengapa sang kaisar menitahkan untuk membangun tembok itu terpotong-potong, bukannya kesatuan yang menerus ?

Dalam tulisannya itu dia bilang bahwa tembok itu dibangun untuk melindungi rakyat dari serangan musuh dari utara, meskipun tidak ada gelagat ancaman dari musuh dari utara.  Orang-orang utara digambarkan sebagai jin-jin, dengan mulut menganga lebar, gigi-giginya yang tajam tertanam di geraham, mata-mata yang tegang, yang seakan menyipit agar orang ketakutan, yang rahangnya akan menghancurkan dan merobek-robek. Kalau anak-anak sedang nakal, orang tuanya akan mempertunjukkan gambar-gambar jin ini di muka mereka, dan anak-anak itu akan menangis berbanjir air mata dan lari menuju orang tuanya. Selain itu orang Tiongkok tidak tau apa-apa tentang orang-orang dari dataran utara. Mereka tidak pernah melihat, dan kalau mereka tinggal di kampung, mereka tak akan pernah melihat orang-orang utara.

Jadi, Kafka menyarankan bahwa pembangunan Great Wall yang menakjubkan itu didasarkan atas  kabar angin semata yang disiarkan untuk menciptakan musuh palsu.  Ditulis di tahun 1917, pastilah Kafka tahu bahwa orang-orang dari utara, orang Monggol, orang Mancuria, benarlah menyerang Tiongkok beberapa kali. Namun serangan-serangan itu terjadi ratusan tahun kemudian dan  lagipula Kafka bukanlah menulis tentang sejarah, dia menulis tentang bagaimana rakyat menuruti titah sang kaisar walaupun tidak masuk akal.  Dia menulis bahwa rakyat itu tidak mengerti musuh dari utara itu apa dan mereka tidak mengerti mengapa sang kaisar menitahkan untuk membangun tembok itu terpotong-potong, yang meninggalkan regangan-regangan di tembok itu yang bisa dipakai musuh untuk masuk ke negeri mereka. Mereka tidak mengerti, mereka menuruti saja titah sang kaisar, atau begitulah yang mereka percayai. Kafka menulis bahwa mereka sebenarnya tidak tahu siapakah kaisar yang sedang bertahta, mereka hanya tahu kaisar-kaisar yang sudah lama mati!
Kafka menulis tentang situasi absurditas mengenai pembangunan the Great Wall itu.

Sebenarnya, kemudian di tahun 221SM Kaisar Qin Shi Huang menitahkan untuk menyambung potongan-potongan tembok yang dibangun oleh berbagai negeri-negeri bagian.  Setelah menyatukan Tiongkok tengah dan menegakkan dinasti Qin, sang kaisar ingin mengkonsolidasikan kekuasaannya dan memerintah negeri itu selamanya.  Dia mengirim seorang ahli nujum bernama Lu Sheng untuk mencari  jalan agar ia bisa hidup untuk selamanya. Setelah kembali dengan tangan kosong beberapa kali, Lu akhirnya kembali dengan membawa kabar angin bahwa sang kaisar akan digulingkan oleh orang nomaden dari utara.  Mendengar itu, sang kaisar takut setengah mati dan langsung menitahkan untuk menyambung potongan-potongan tembok itu dan memperpanjang dengan  tembok baru untuk melindungi garis batas di utara.  Amat mencengangkan untuk mengetahui bahwa keputusan proyek besar ini ternyata dibuat  atas dasar suatu kabar angin!

Kaisar Qin Shi Huang, kaisar Tiongkok yang pertama, sering dianggap sebagai inisiator pembangunan the Great Wall. Beberapa tembok-tembok telah dibangun dari abad ke 7 SM, yang kemudian disambung dan di perbesar, yang kesemuanya sekarang dinamai the Great Wall.  Termasuk dalam hasil karya Kaisar Qin Shi Huang ini adalah jaringan jalan nasional yang baru dan besar, dan juga kuburan kaisar ini yang sebesar sebuah kota yang dijaga oleh ribuan patung tentara Terracotta seukuran manusia sebenarnya.  Dia memerintah sampai kematiannya di tahun 210SM ketika sedang bekunjung ke Tiongkok Timur.

Menurut sejarah, ratusan tahun kemudian ada beberapa serangan dahsyat oleh orang Monggol dan Mancuria. Di tahun 1554, orang Monggol memanjat tembok itu dengan tali. Orang Tiongkok mengusir mereka dengan panah-panah, meriam-meriam kuno, pentungan dan bahkan batu-batu.  Walaupun tembok ini berguna untuk menangkal serangan-serangan, beberapa kali dalam sejarah tembok ini gagal menangkal musuh. Di tahun 1576 ada serangan dahsyat lagi dari orang Monggol.  Kali ini mereka masuk melewati regangan di tembok di daerah yang sangat terlantar dan terpencil sehingga saat itu dianggap tidak perlu dibangun tembok di sana. Dalam serangan ini pasukan Monggol membunuh sekitar 20,000 penduduk Tiongkok. Di tahun 1644 orang-orang Mancuria dari dinasti Qing menerobos masuk dari gerbang Shannai Pass dan menumbangkan dinasti yang paling bergairah membangun tembok besar itu, dinasti Ming, dan lalu dinasti Qing menjadi penguasa Tiongkok.

The Great Wall yang nampak pada masa kini didirikan sejak pemerintahan dinasti Ming, mereka membangun kembali banyak bagian tembok dengan batu dan bata, dan sering memperpanjang jalurnya melalui daerah-daerah yang sulit. Beberapa bagian masih dalam keadaan yang relatif baik atau telah direnovasi, namun sebagian lainnya sudah rusak atau dirusakkan karena faktor-faktor ideologis, dihancurkan untuk diambil bahan bangunannya, atau hilang ditelan waktu. Tembok ini menjadi pesona orang asing sejak lama, tembok ini sekarang dihargai sebagai simbol nasional dan tujuan populer bagi para turis.

Badaling Great Wall dekat Zhangjiakou adalah bentang  yang paling terkenal dari tembok ini, karena bagian ini adalah bagian yang pertama kali di buka untuk publik di Tiongkok, dan juga bagian yang dipamerkan kepada tamu-tamu kehormatan asing.

TAMAT
Sumber: The Great Wall by Franz Kafka, Wikipedia





Tidak ada komentar:

Posting Komentar