Ada
begitu banyak hal-hal yang dibilang dan
ditulis tentang the Great Wall of China,
yang mencerminkan keagungan tembok besar ini. Kemasyurannya ditumbuhkan oleh
begitu banyaknya puisi, sastra rakyat, drama, filem dan cerita-cerita yang
ditulis oleh para pemimpin, sastrawan, seniman dan penyair.
Bahkan
penulis terkenal Franz Kafka menulis sebuah cerita pendek di tahun 1917 tentang
the Great Wall. Dalam gayanya yang khas, dia mempertanyakan mengapa sang kaisar
menitahkan pembangunan tembok besar itu, dan tembok itu dibangun untuk
menangkal musuh yang mana, dan mengapa sang kaisar menitahkan untuk membangun
tembok itu terpotong-potong, bukannya kesatuan yang menerus ?
Dalam
tulisannya itu dia bilang bahwa tembok itu dibangun untuk melindungi rakyat
dari serangan musuh dari utara, meskipun tidak ada gelagat ancaman dari musuh
dari utara. Orang-orang utara
digambarkan sebagai jin-jin, dengan mulut menganga lebar, gigi-giginya yang
tajam tertanam di geraham, mata-mata yang tegang, yang seakan menyipit agar
orang ketakutan, yang rahangnya akan menghancurkan dan merobek-robek. Kalau
anak-anak sedang nakal, orang tuanya akan mempertunjukkan gambar-gambar jin ini
di muka mereka, dan anak-anak itu akan menangis berbanjir air mata dan lari
menuju orang tuanya. Selain itu orang Tiongkok tidak tau apa-apa tentang
orang-orang dari dataran utara. Mereka tidak pernah melihat, dan kalau mereka
tinggal di kampung, mereka tak akan pernah melihat orang-orang utara.
Jadi, Kafka
menyarankan bahwa pembangunan Great Wall yang menakjubkan itu didasarkan atas kabar angin semata yang disiarkan untuk
menciptakan musuh palsu. Ditulis di
tahun 1917, pastilah Kafka tahu bahwa orang-orang dari utara, orang Monggol,
orang Mancuria, benarlah menyerang Tiongkok beberapa kali. Namun
serangan-serangan itu terjadi ratusan tahun kemudian dan lagipula Kafka bukanlah menulis tentang
sejarah, dia menulis tentang bagaimana rakyat menuruti titah sang kaisar
walaupun tidak masuk akal. Dia menulis
bahwa rakyat itu tidak mengerti musuh dari utara itu apa dan mereka tidak
mengerti mengapa sang kaisar menitahkan untuk membangun tembok itu
terpotong-potong, yang meninggalkan regangan-regangan di tembok itu yang bisa
dipakai musuh untuk masuk ke negeri mereka. Mereka tidak mengerti, mereka
menuruti saja titah sang kaisar, atau begitulah yang mereka percayai. Kafka
menulis bahwa mereka sebenarnya tidak tahu siapakah kaisar yang sedang
bertahta, mereka hanya tahu kaisar-kaisar yang sudah lama mati!
Kafka
menulis tentang situasi absurditas mengenai pembangunan the Great Wall itu.
Sebenarnya,
kemudian di tahun 221SM Kaisar Qin Shi Huang menitahkan untuk menyambung
potongan-potongan tembok yang dibangun oleh berbagai negeri-negeri bagian. Setelah menyatukan Tiongkok tengah dan
menegakkan dinasti Qin, sang kaisar ingin mengkonsolidasikan kekuasaannya dan
memerintah negeri itu selamanya. Dia
mengirim seorang ahli nujum bernama Lu Sheng untuk mencari jalan agar ia bisa hidup untuk selamanya.
Setelah kembali dengan tangan kosong beberapa kali, Lu akhirnya kembali dengan
membawa kabar angin bahwa sang kaisar akan digulingkan oleh orang nomaden dari
utara. Mendengar itu, sang kaisar takut
setengah mati dan langsung menitahkan untuk menyambung potongan-potongan tembok
itu dan memperpanjang dengan tembok baru
untuk melindungi garis batas di utara.
Amat mencengangkan untuk mengetahui bahwa keputusan proyek besar ini ternyata
dibuat atas dasar suatu kabar angin!
Kaisar Qin
Shi Huang, kaisar Tiongkok yang pertama, sering dianggap sebagai inisiator pembangunan
the Great Wall. Beberapa tembok-tembok telah dibangun dari abad ke 7 SM, yang
kemudian disambung dan di perbesar, yang kesemuanya sekarang dinamai the Great
Wall. Termasuk dalam hasil karya Kaisar
Qin Shi Huang ini adalah jaringan jalan nasional yang baru dan besar, dan juga kuburan
kaisar ini yang sebesar sebuah kota yang dijaga oleh ribuan patung tentara
Terracotta seukuran manusia sebenarnya.
Dia memerintah sampai kematiannya di tahun 210SM ketika sedang bekunjung
ke Tiongkok Timur.
Menurut
sejarah, ratusan tahun kemudian ada beberapa serangan dahsyat oleh orang Monggol
dan Mancuria. Di tahun 1554, orang Monggol memanjat tembok itu dengan tali.
Orang Tiongkok mengusir mereka dengan panah-panah, meriam-meriam kuno,
pentungan dan bahkan batu-batu. Walaupun
tembok ini berguna untuk menangkal serangan-serangan, beberapa kali dalam
sejarah tembok ini gagal menangkal musuh. Di tahun 1576 ada serangan dahsyat
lagi dari orang Monggol. Kali ini mereka
masuk melewati regangan di tembok di daerah yang sangat terlantar dan terpencil
sehingga saat itu dianggap tidak perlu dibangun tembok di sana. Dalam serangan
ini pasukan Monggol membunuh sekitar 20,000 penduduk Tiongkok. Di tahun 1644
orang-orang Mancuria dari dinasti Qing menerobos masuk dari gerbang Shannai
Pass dan menumbangkan dinasti yang paling bergairah membangun tembok besar itu,
dinasti Ming, dan lalu dinasti Qing menjadi penguasa Tiongkok.
The Great
Wall yang nampak pada masa kini didirikan sejak pemerintahan dinasti Ming,
mereka membangun kembali banyak bagian tembok dengan batu dan bata, dan sering
memperpanjang jalurnya melalui daerah-daerah yang sulit. Beberapa bagian masih
dalam keadaan yang relatif baik atau telah direnovasi, namun sebagian lainnya
sudah rusak atau dirusakkan karena faktor-faktor ideologis, dihancurkan untuk
diambil bahan bangunannya, atau hilang ditelan waktu. Tembok ini menjadi pesona
orang asing sejak lama, tembok ini sekarang dihargai sebagai simbol nasional
dan tujuan populer bagi para turis.
Badaling
Great Wall dekat Zhangjiakou adalah bentang
yang paling terkenal dari tembok ini, karena bagian ini adalah bagian
yang pertama kali di buka untuk publik di Tiongkok, dan juga bagian yang
dipamerkan kepada tamu-tamu kehormatan asing.
TAMAT
Sumber: The
Great Wall by Franz Kafka, Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar