Dari luar, Forbidden City tidaklah tampak mengaggumkan, ia kelihatan seperti benteng atau penjara karena tembok tinggi merah yang mengelilinginya. Sebenarnya, di masa lalu memang tembok itu berfungsi untuk melindungi kaisar dari dunia luar, atau dalam halnya Pu Yi, Kaisar Terakhir, tembok itu mengasingkan atau memenjarakan dia di Forbidden City (baca juga blog sebelumnya tentang Pu Yi).
Masuk ke dalam, alamak seperti di dunia yang sangat berbeda,
bangsal-bangsal besar, lapangan-lapangan besar, gapura-gapura besar, ruangan yang luas, terlalu luas bagi istana
atau penjara seorang kaisar. Ada berbagai bangsal-bangsal yang dihubungkan
dengan bangsal lain oleh tangga- tangga, gapura-gapura, jembatan-jembatan dan
lapangan-lapangan. Kota ini adalah contoh yang mengagumkan akan perencanaan
yang dilakukan dalam skala besar namun seimbang, harmonis, anggun dan cantik.
Orang-orang Tiongkok percaya akan pentingnya keterpaduan
antara jagad raya, kemanusian dan alam. Forbidden City diciptakan berdasarkan
prinsip-prinsip tersebut mengenai kebijakan, harmoni, keseimbangan dan
stabilitas. Semua prinsip ini mewakili esensi dan intisari pemikiran Konghucu.
Rancangan dan tata ruang Forbidden City mengikuti prinsip
keteraturan kosmis yang idea dalam ideologi Konghucu mempetimbangkan bangunan
ini sebagai tempat untuk upacara, ritus agama dan ruang hidup. Tata ruangnya
mempertimbangkan segala aktifitas di dalam kota ini dilaksanakan dengan cara
yang sesuai dengan status sosial dan hubungan kekeluargaan dari para tamu dan
penghuninya.
Adegan kolosal yang tak terlupakan dari filem “The Last
Emperor” dari Bernardo Bertolucci, upacara penobatan Kaisar Pu Yi yang berumur
3 tahun, diselenggarakan di Hall of Supreme Harmony. Setelah segel kerajaan di
cetak di surat penobatannya, mengenakan jubah kecil kuning kerajaan dengan
gambar naga, Pu Yi keluar dari bangsal itu dan melihat kepada masyarakat ramai
di lapangan di bawahnya. Ribuan pegawai
pemerintah dan nelayan kerajaan berbaris sesuai pangkatnya di lapangan ini
dan sekitarnya. Mengikuti ritme nyanyian
dan perintah, mereka semua menyembah kowtow kepda kaisar baru dengan bersujud
berulang kali.
The Hall of Supreme Harmony, tempat dimana penobatan Puyi dan
upacara-upcara besar lainnya diselenggarakan, adalah bangunan yang tertinggi
dan terbesar di Forbidden City. Di belakangnya ada Hall of Central Harmony,
yang lebih kecil yang pernah menjadi tempat sebagai ruang tunggu bagi kaisar
yang disiapkan untuk menyelenggarakan upcara atau untuk penobatannya yang akan
diselenggarakan di Hall of Supreme Harmony. Di belakang bangsal ini terletak
Hall of Preserving Harmony, yang biasanya juga digunakan untuk acara-acara
resmi, dan tempat para murid menyelesaikan berbagai pelajaran dan ujian di masa
dinasti Qing.
Jalan terus ke muka dari Hall of Preserving Harmony dan
melalui Gate of Heavenly Purity, maka anda akan masuk ke lapangan dalam.
Lapangan dalam ini dulunya tempat tinggal keluarga kerajaan dan tidak terbuka
bagi pejabat maupun penduduk biasa saat itu.
Ketiga istana yang paling penting terletak di lapangan
dalam, namanya Palace of Heavenly Purity, The Hall of Union dan The Palace of
Earthly Tranquility.
The Palace of Heavenly Purity dibangun sebagai tempat
tinggal utama bagi kaisar, di mana kaisar tidur dan bekerja. Sejak pemerintahan
kaisar Yongzheng, istana ini bukan lagi tempat tinggal kaisar. Hall of Mental
Culvitation di dekatnya mengambil alih fungsi ini. Namun, tempat ini masih
dipakai oleh kaisar untuk menyelenggarakn urusan pemerintahan yang rutin dan
merayakan festival-festival besar dan upacara keagamaan.
Hall of Union, melambangkan perpaduan antara surga dan bumi
yang membawa perdamaian. Istana ini adalah tempat tinggal Permaisuri, dan ia menyelenggarakan
upacara-upacara di sni buat festival-festival besar dan perayaan untuk menerima
penghormatan. Sejak pemerintahan kaisar
Qianlong, ruangan ini dipakai untuk menyimpan 25 segel kerajaan, setiap segel
dibuat untuk kebutuhan tertentu. Segel-segel ini disimpan dalam kotak-kotak
yang ditutupi dengan sutra damask sebagaimana dulu kala.
The Palace of Earthly Tranquility, dengan tembok-tembok
bercat merah, lampion-lampion indah dan banyak huruh Tiongkok ‘Xi’ (sukacita),
kamar tidur pengantin memperlihatkan kesenangan di seluruh tempat. Baik tirai
tempat tidur maupun selimutnya disulami dengan gambar dari seratus anak-anak
yang lincah dengan berbagai ekspresi, menyampaikan harapan agar kedua mempelai
bisa mendapatkan banyak anak-anak. Kaisar dan permaisurinya biasanya tiggal di
sini selama beberapa malam setelah pernikahan mereka.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar