Cari Blog Ini

Jumat, 04 September 2020

Bangkok, di Siam Paragon


Sepanjang jalanan di Bangkok, kita bisa melihat bahwa kota ini adalah surge konsumerisme. Papan-papan iklan ada dimana-mana, besar dan terang benderang, mengiklankan bisnis-bisnis dari Samsung hingga Toyota. Bahkan bangunan-bangunan tinggi ditempeli dengan papan-papan iklan raksasa. Dalam satu hal iklan-iklan itu tampak mengagumkan.

Juga di stasiun kereta metro, anda tak bisa menjadi bosan menunggu kereta layang karena ada banyak layar-layar iklan warna warni dengan wajah cantik para artis menawarkan kosmetik, jus buah, dan, tentu saja, berbagai pakaian. Kelihatannya para ‘influencers’ ini seperti mengikuti kita kemana saja seperti para pedagang asongan di jalanan menawarkan barang dagangan mereka, dan mengejar anda kala anda tidak memberi perhatian kepada mereka, mulai ketika anda menunggu kereta hingga anda sampai ke tujuan. Dan, iya, bahkan di dalam kereta ada banyak layar televise menampilkan iklan-iklan. Para artis di situ merupakan penjaja dagangan virtual, dengan senyum lebar dan gigi putih, menari dan melompat-lompat dengan dinamis yang mengikuti anda kemana saja, kontras dengan para pedagang asongan jalanan dengan pakaian kusut, muka terbakar matahari, yang menawarkan barang dengan wajah iba seakan mengemis.

Ketika kereta layang tiba di stasiun persimpangan Siam, baiklah kita lupakan para pedagang asongan itu, karena kita tiba di shopping mall Siam Paragon, suri teladan (paragon) segala shopping mall. Menempati salah satu lokasi persimpangan yang paling sibuk di kota ini, shopping mall ini mengambil keuntungan akan lokasinya yang unggul dengan menjadi jalur penting bagi distrik-distrik di sekitarnya. Menurut Arcadis, perusahaan yang merancang bangunan ini, disainnya mencerminkan tingkat kemewahan yang dibayangkan team Arcadis dengan sebuah atrium kaca yang dramatis yang berfungsi sebagai gerbang utama ke mall ini. Mungkin prestasi terbesar arsiteknya – dan tantangannya – adalah bagaimana mereka mengolah segi-segi sirkulasi dan tata letak shopping mall ini.

Di dalam, tempat ini merupakan taman-impian bagi butik-butik kelas atas yang berjejer di lobby, mulai dari Louis Vuitton, Hermes, Chanel, diikuti oleh Fendi, Bottega Venetta. Jendela-jendela toko didekorasi menarik dengan fashion- fashion mutakhir dari butik tersebut, pakaian-pakaian, tas-tas, sepatu-sepatu dll. Yang dijajakan sesuai musim, saat itu temanya adalah ‘Tahun Baru Anjing’. Jadi, anjing-anjing hiasan dipajang bermain dengan tas, sepatu, dompet di dalam kaca jendela toko itu. Kita bisa bilang bahwa jendela-jendela toko di situ tampak dibuat cukup kreatif dengan sendirinya, jendela-jendela itu menghasut selera konsumtif kita. Kita bisa lihat beberapa turis dari Tiongkok mengantri dengan taatnya di muka pintu Louis Vuitton.

Mewah adalah istilah meremehkan bagi shopping mall ini, karena mall ini tidak hanya diisi oleh butik-butik kelas atas, tapi juga diisi oleh showroom bagi mobil-mobil yang sangat mahal dan ekslusif, Rolls Royce, Aston Martin, Bentley, Lamborghini, Maserati, Ducati dan Porsche. Mobil-mobil itu tampak sangat sempurna, namun di dalam showroom kaca tampak seperti mobil mainan berskala besar dalam kotak kaca. Dan para pramuniaga nampak bosan sendiri karena tidak orang yang masuk ke dalam showroom itu.

Tapi itu belum semua….., ada Ocean Aquarium di basement, multiplex cinemas dengan 15 layar besar, Thai Art Gallery, KidZania untuk anak-anak belajar dan bermain, toko buku Jepang Kinokuniya, Paragon department store,  sebuah super market dan tidak lupa menyebutkan restoran-restoran kelas atas. Bahkan ada sebuah Opera Theatre di lantai 5!

Ketika menuruni escalator saya bisa mendengar di latar belakang lagu dari REM ‘Shiny Happy People’:

‘Whoa, here we go…
Everyone around, love them, love them.
Put it in your hands, take it, take it.
There's no time to cry, happy, happy…’

‘Ayo, inilah dia….
Semua orang disekitar kita, cintailah mereka, cintailah mereka.
Taruhlah di dalam tanganmu, ambillah, ambillah.
Tak ada waktu untuk menangis, berbahagia, berbahagia….’

TAMAT




Tidak ada komentar:

Posting Komentar