Cari Blog Ini

Minggu, 28 Juni 2020

Bangkok, di kuil Wat Pho


Saya sudah beberapa kali berkunjung ke Bangkok, dan ini adalah kedua-kalinya saya berkunjung ke kuil Wat Pho. Walaupun kedua-kali, kunjungan ini menyegarkan kenangan masa lalu tentang kuil yang mengesankan ini. Cuaca panas dan lembab musim panas tidak menghalangi para turis untuk berdatangan ke kuil itu di pagi itu.

Setelah melalui patung rakasasa Penjaga dari Tiongkok, gerbang Tha Tian,  saya langsung menuju ke Kuil Reclining Buddha ( Sang Buddha Berbaring).  Seperti halnya kuil-kuil yang lain, kita harus membuka sepatu untuk masuk, dan semua pengunjung harus mengenakan pakaian yang sopan, artinya pundak tidak terbuka atau rok mini di atas lutut. Lalu, begitu masuk pintu masuk hal pertama yang kami temui adalah sisi kepala Sang Buddha yang ditopang dengan lengan kanannya. Ukuran kepalanya sangat menakjubkan, dan tubuh yang diperpanjang berbaring di sofa membuat patung ini makin mencengangkan. Tinggi patung itu 15 meter dan panjangnya 46 meter, diselimuti daun emas yang bersinar dengan anggun di ruangan yang agak gelap, membuat keberadaan patung itu mendominasi seluruh ruangan itu. Kami tidak pasti berapa berat patung raksasa itu, namun seluruh patung itu dibuat dari batu bata di tengahnya, yang dibentuk dengan semen sebelum disepuh emas.

Mata patung itu yang berbentuk seperti ikan terbuat dari mutiara-mutiara besar, terlihat seperti sedang merenung. Mahkota di kepala, atau Ushnisha, melambangkan Pencerahan sang Buddha, dan titik kecil di antara alis matanya , atau Urna, melambangkan mata ketiga, yang kemudian melambangkan pandangan akan dunia ilahi. Telinganya yang memanjang melambangkan penolakan dengan sadar akan dunia material guna mendapatkan pencerahan spiritual.

Setelah berjalan besama begitu banyaknya turis sepanjang 46 meter tubuhnya yang berbaring kami sampai ke kakinya, yang juga berskala raksasa, tingginya 3 meter dan panjangnya 4.5 meter! Tapak kakinya juga bertatahkan mutiara–mutiara besar, diukir dengan ukiran-ukiran yang menunjukkan simbol-simbol Sang Buddha. Di tapak kakinya, ada 108 tanda-tanda keberuntungan seperti bunga, penari, gajah putih, harimau, dan hiasan altar yang melambangkan Sang Buddha. Di tengah kedua kakinya ada sebuah lingkaran yang melambangkan chakra atau ‘pusat energi’. Banyak pengunjung hanyut dalam keindahan patung emas Buddha ini dan simbolisme yang dilambangkannya.
                                                                                                                                       
Meskipun Sang Buddha Berbaring tampak seperti seseorang yang lagi bersantai di sofa, hal ini sebenarnya mewakili saat-saat terakhir Sang Buddha di dunia ketika sedang sakit. Hal ini mewakili saat ia akan masuk ke parinirvana, nirvana setelah kematian. Ia berbaring di sisi kanannya dengan wajah yang penuh kebahagiaan bersandar di sebuah bantal ketika ia menopang kepalanya dengan tangan.

Guna memperingati perjalanannya ke akhirat, murid-muridnya membangun sebuah patung dengan posisi begitu. Sekarang patung itu adalah patung emas agung yang berada di dalam Wat Pho. Puluhan tahun kemudian, banyak versi patung Sang Buddha Berbaring dibuat di seluruh Asia Tenggara.


TAMAT

Sumber: Wikimedia






1 komentar:

  1. Beberapa bulan sebelum pandemi, kami pernah ke area kuil ini.
    Namun karena tarif tiketnya lumayan, dan masih banyak agenda tempat lain yang akan dikunjungi, kami hanya singgah sejenak di area halamannya saja

    BalasHapus