Di sore hari ketika jalanan di Myeongdong ditutup bagi lalu-lintas, gerobak-gerobak jajanan mulai berdatangan menyajikan berbagai panganan Korea. Ketika lampu-lampu neon dihidupkan asap dari panggangan menyerbak ke udara memancing air liur. Anda dapat menelusuri gerobak demi gerobak memilih panganan berdasarkan bentuk dan aromanya.
Namun, tidak seperti Bangkok di mana anda dapat makan makanan
besar di pinggir jalan, di Seoul jenis makanan piggir jalan lebih menjurus ke
jajanan yang bisa dimakan sambil berdiri atau jalan, melayani pendusuk Seoul
yang berjalan dari subway ke subway.
Di tengah padatnya ruas-ruas jalan di Myeongdong,
gerobak-gerobak makanan berbaris di antara hotel-hotel, toko-toko kecantikan,
restoran , café dan kelab malam. Myeongdong adalah tempat tujuan utama bagi
wisatawan di Seoul. Dari gerobak ke gerobak anda bisa mencari panganan, namun
anda harus mencicipi dulu Tteokbokki, yang merupakan adonan nasi dengan ikan,
telur, bawang dan saus merah asam manis. Padatnya adonan nasi itu
dikombinasikan dengan aroma bawang dan biji-biji wijen membuatnya panganan
sedap di malam yang sejuk. Harga satu porsi Tteokbokki antara 2000 ke 4000 KRW.
Photo by 709 K, Wikimedia
|
Bersama Tteokbokki yang agak pedas, anda bisa memakannya
dengan Gimbap, nasi gulung seperti lemper atau sushi, yang berisi nasi ketan –
‘bap’ yang digulung dalam lembaran rumput laut – ‘Gim’, diisi dengan berbagai
bahan seperti sayuran, ikan tuna, stick kepiting, acar dan berbagai variasi.
Seporsi hidangan dari 3 atau 4 potongan Gimbap berharga sekitar 1500 KRW.
Photo by cutekirin, Wikimedia
|
Lalu anda bisa mencoba Hweori Gamja atau kentang tornado
yang merupakan panganan jalanan yang sangat populer di Korea. Kentang Tornado
merupakan kentang goring yang dipotong spiral seperti tornado, yang kemudian
dicelup kedalam berbagi macam saus. Sausnya bisa keju, sambal merah, madu atau
gula merah. Kentang Tornado ini panganan yang sedap, mudah dimakan sambil
jalan-jalan di pasar malam Myeongdong.
Setelah makan berbagai panganan anda lalu dapat makan menu
utama, Sundae. Jangan salah ini bukan ice cream, ini adalah sosis darah ala
Korea. Walaupun keliatannya tidak merangsang selera, warnanya hitam, ternyata
rasanya enak. Sundae ini berasal dari periode Goryeo, yang dicatat dalam buku
masakan abad 19, dan dimaksudkan untuk dihidangkan untuk acara- acara khusus.
Tergantung penjualnya, sosis darah ini dapat diisi dengan daging, bihun dan
berbagai sayuran. Seporsi harganya sekitar 6000 KRW.
Nah, sekarang anda pasti sudah kenyang, kalau belum cobalah
Ppopgi. Ini adalah gula-gula jaman dulu, biasanya dijual dan dibuat oleh
generasi tua Korea. Ppopgi ini terbuat hanya dari dua bahan yakni baking soda
dan gula, namun teknik dan timing adalah factor-faktor penting untuk pembuatan
ppopgi yang benar. Setiap ppopgi memiliki berbagai pola cetakan, dulu ketika
anak-anak dapat memakan ppopgi di sekitar pola cetakan tanpa mematahkannya,
mereka akan mendapat ppopgi gratis dari penjualnya. Cobalah, ppopgi itu lebih
keras dari pada penampilannya.
Photo by도자놀자 , Wikimedia |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar